spektrum kehidupan

Insomnia lain yang menyerang di tengah rasa bosan yang luar biasa. Aku ditemani Daniel Sahuleka yang berusaha membuatku jatuh cinta pada frase “You Make My World So Colourfull”.


Malam ini, aku mau bercerita, mungkin pendek saja, sekedar uneg-uneg yang harus ditumpahkan karena kalau tidak maka akan menjadi sembelit. Parahnya, kalau cerita tidak ditumpahkan, tidak ada obat untuk menyembuhkan moment yang hilang itu ‘kan? Memangnya kamu kira ini diare? :P


Mari kita berandai-andai. Andai dilahirkan kembali, kamu mau jadi apa? Oh, pertanyaannya bukan begitu, kamu tahu nggak, andai dilahirkan kembali, kira-kira tebakanmu, aku mau jadi apa?


Mau jadi selebriti? Hemm—tidak juga…


Mau jadi dokter? Jangan—tanganku ini nggak bisa merawat apapun, bahkan ikan cupang saja mati di tanganku.


Presiden? Yah bisa bisa—tapi mengatur diriku saja aku kesulitan, apalagi harus menanggung hidup jutaan rakyatku. Jadi yang ini juga bukan.


Yah, aku tidak punya jawaban seperti public figure.


Aku ingin jadi seorang perempuan yang bisa melakukan banyak hal-hal ‘ajaib’. Misalnya, bisa memasak, menjahit, merawat bunga dan tanaman, melukis, membuat gerabah, membatik, pintar 5 bahasa asing bahkan lebih, mendongeng, naik motor/mobil, juara berenang, dan lain-lain.


Hal-hal ‘remeh’ nan ajaib itu adalah hal-hal yang sejauh ini tidak mampu aku lakukan.


Aku ingin jadi seorang perempuan yang bisa meraih puncak Gunung Semeru dan menghabiskan senja di sana; menulis kisah-kisah kehidupan di rumah yang dekat dengan sawah dan sungai yang punya sinar matahari cukup; bermain gitar, menyanyi dan menciptakan ribuan lagu tentang kehidupan dan Yang Di Atas sana; membeli RV, menyetirnya dan berkeliling dunia bersama orangtuaku dan pasangan hidupku nanti; membuat sebuah sekolah alam untuk anak-anak yang memang sudah seharusnya dicerdaskan bukan sekedar dipintarkan; mempunyai perpustakaan buku dan musik pribadi; menjadi kolektor benda seni; menjadi seorang wanita karir sekaligus ibu yang pintar memasak, memotong rambut, menjahit dan mendongeng untuk anak-anakku kelak.


Oh, betul, aku tidak perlu kritik dari siapapun tentang siapa aku dan bagaimana aku menjadi seseorang kelak. Aku menikmati hidup yang riuh ini dengan mengejar tujuan-tujuan hidupku. Hidup ini memang tak selalu sempurna, tapi ia indah begini adanya kan? Pada akhirnya aku bertanya padamu, “Andai dilahirkan kembali, kamu mau jadi apa?”

Komentar

Postingan Populer