Trinitas Bukanlah Soal Matematika

sejujurnya saya bukanlah orang yang fanatik sama agama saya. Sejauh ini saya nganggep kefanatikan itu bisa ngebuat seseorang ‘mati’ di kemudian hari, semacem bom waktu lah yaa, sama kaya ke-idealisan (kok bisa? ya nanti saya akan menjelaskannya di post-post berikutnya, kalo inget :P).

kebetulan saya lahir di keluarga Katolik. Mama adalah Katolik, lahir di keluarga dan hidup di lingkungan Katolik yang kental soalnya Mama dulu sekolah di Cor Jesu yang notabene adalah sekolah Katolik yang kental banget suasana Katoliknya. Papa? Hmm~Papa sebelumnya adalah Protestan dan setelah menikah sama Mama, dengan inisiatifnya sendiri, Papa ikutan Katekismus (pelajaran agama Katolik sebelum seseorang menerima baptis, di mana pelajaran ini harus diikuti selama kurang lebih 40x pertemuan. Ga boleh bolong sekalipun. Kalau bolong ya monggo ngulang lagi dari awal). Kakak? Kakak saya ini aktivis gereja—bolehlah dibilang seperti itu. Banyak banget kegiatannya (sebetulnya dia ngga cuma aktif di kegiatan kerasulan awam, tapi di mana-mana juga aktif. Sampai Karang Taruna pun dia ikutin -,-).

Saya ? Well, karena dilahirkan di keluarga Katolik, saya pun menjadi Katolik. Saya pernah ngungkapin ini : Yah, gimana, baptisnya waktu masih bayi sih, jadi nggak punya pilihan buat nolak atau nerima jadi Katolik.

See. Kadang saya juga ngeraguin iman saya sebagai seorang Katolik.
Kenapa sih saya jadi Katolik ? Soalnya ortu Katolik, dibaptisnya waktu bayi jadi ngga bisa nolak.
Kenapa sih kok masih bertahan jadi seorang Katolik ? —Bingung jawabnya—

Tapi hey ! Saya tetep ke gereja meskipun nggak ada yang nyuruh, saya kalau mau berdoa buat tanda salib, di dalam kekhawatiran saya selalu saya inget sama Bapa di Surga sana, ngerasa hidup saya ngga komplit kalau ngga pelayanan dan saya bener-bener menganggap Yesus itu Ayah, Sahabat sekaligus Tuhan saya.

Well, kalimat terakhir itu lebih mengarah ke Trinitas. Personally, saya meyakini apa yang disebut Trinitas atau Tri Tunggal Mahakudus.


“Kami menyembah satu Allah dalam Tritunggal… sang Bapa adalah Allah, sang Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah; namun mereka bukan tiga allah, tetapi satu Allah.” (Athanasius)

Allah Tritunggal: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus merupakan inti ajaran Kristen. Ketiga Pribadi sama kedudukannya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Ketiganya satu dalam esensi dan memiliki sifat (Ing:attribute) yang sama. Ke-mahakuasa-an,ke-tidak-berubah-an, ke-mahasuci-an, ke-tidak-tergantung-an, dimiliki oleh masing-masing Pribadi Allah.
Masing-masing Pribadi adalah Allah, namun ke tiga Pribadi tidak identik, maka Allah Bapa bukan Allah Anak; Allah Anak bukan Allah Roh Kudus; dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Ketiganya dapat dibedakan, tetapi didalam esensi tidak terpisahkan. (source)


 Emang sih sejauh ini saya belum pernah ditanyain dengan terang-terangan tentang adanya trinitas tersebut. Menurut saya, trinitas itu bukanlah masalah person yang dimaksud (Bapa, Putra dan Roh Kudus). Tetapi Bapa, Putra dan Roh Kudus di sini adalah tentang sifatnya. Ketiganya merupakan kesatuan yang berkaitan dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Ketiganya merupakan keutuhan.

Saya memang masih belum bisa menjelaskan secara teologis, apa sih esensi dari Trinitas itu? Kalau saya bisa menjelaskan secara teologis sih, tempat saya bukan di FISIP UB kalii, tapi udah hijrah ke Biara Carmelitas mungkin hyahahhaa.. Tapi saya di sini berbicara dengan kapasitas saya sebagai orang muda Katolik yang otaknya cekak dan pas-pasan.


Allah itu adalah Bapa, karena Allah adalah tempat saya satu-satunya untuk memohon perlindungan, rasa aman atas ketidakpastian dan kekhawatiran.
Allah itu adalah Putra. Saya menganalogikan Allah adalah Putra adalah sebagai teman curhat saya. Anggaplah dia sebagai sahabat
Allah itu adalah Roh Kudus, karena Allah adalah Roh dan Kudus. Kekudusannya adalah kekal dan mulia, sehingga benar-benar saya agungkan.


Dulu sih saya sempet bingung waktu ada yang ditanyain. “Kalo gitu Tuhanmu ada 3 ya?”. Tapi setelah banyak  bertanya, membaca dan kebetulan pernah denger Homili tentang Trinitas, saya dengan yakin akan menjawab pertanyaan itu dengan : JANGAN KAMU TANYAKAN TUHANKU ADA BERAPA, KARENA TUHANKU BUKANLAH SOAL MATEMATIKA (dikutip dari kata-kata Romo Heribertus :) )

Komentar

Postingan Populer