Tentang Lagu "Citrus", Kayu Manis dan Mati Lampu

Ola !
Kali ini saya pengen mendongeng tentang .. lagu ciptaan saya sendiri. Beberapa kali saya membawakan lagu ini, pertama kali sih waktu nyanyi di acara launching bukunya Ajeng, Tudung Venus, tanggal 23 Februari 2013 tahun lalu. Setelah itu, lagu ini mulai sering saya nyanyikan dan mulai sering saya sebar-sebar walaupun saya nggak tahu ada yang dengerin apa nggak hehehe.

Banyak yang tanya, kenapa sih judulnya Citrus? Keminggris kamu, Wind. Atau, ada yang tanya, apa hubungannya sih cerita di lagu ini sama bangsa jeruk-jeruk-an? Sebetulnya jawabannya sederhana, karena saya yang bikin, suka-suka saya dong. Hahahaha.

Bukan, bukan. Jadi baiklah saya mulai bercerita.

Lagu ini sebetulnya diciptakan based on cerita super-pendek yang saya tulis berjudul Kayu Manis. Cerita ini (lagi-lagi) based on true story tentang bagaimana saya memaknai bahwa setiap orang ini setiap hari akan berubah. Ya berubah penampilan, berubah cara pikir dan berubah sikap terhadap orang yang lain.

Saya menyukai bau kayu manis. Saya seperti punya sentimental tertentu dengan kayu manis hahahaha karena pada dasarnya saya itu kurang cocok dengan aroma-aromaan bunga dan buah, lebih cocok dengan aroma sedikit maskulin macam rempah-rempah. Aroma kayu manis dan cengkeh itu saya suka. Apalagi Papa dulu kerja di pabrik rokok yang mana setiap pulang kerja aroma bajunya bau rempah-rempah gitu. Minum teh kayu manis juga saya suka banget. Seperti itulah kira-kira saya mengkorelasikan orang yang punya arti di hidup saya dengan kayu manis. Hangat, saya suka.

Lalu, kenapa tiba-tiba muncul "Citrus"? Sesederhana saya nggak suka aroma buah jeruk apalagi buah jeruk yang baru dikupas dan dimakan di dalam mobil.

Suatu malam, hampir maghrib, saya di rumah sendirian ketika tiba-tiba lampu mati. Laptop lupa dicharge, saya glundungan di kasur. Daripada nganggur, pegang gitar dan asal genjreng chord D, C, G. Rekam-rekam di HP lalu lampurnya nyala. Daripada mubazir, semalam suntuk saya bikin lirik based on tulisan-tulisan saya sendiri yang melankolis dan saya pilih cerita Kayu Manis. Beberapa hari berselang, Ajeng mengkontak saya, bilang dia ingin salah satu tulisan di bukunya Tudung Venus, saya nyanyikan. Setelah saya baca-baca bukunya, saya pilih satu cerita yang mewakili suasana hati saya saat itu *cie* yaitu Yang Aku Ingat, Kesayanganku. Sepakat dengan Ajeng, saya mencoba mengkolaborasikan makna tulisannya, tulisan saya dengan melodi lagu yang waktu itu belum ada judulnya. BAM! Jadilah lagu Citrus yang pertama kali diperdengarkan kepada Ajeng dan Thathit, 2 minggu sebelum acara launching buku Ajeng diselenggarakan.

Lalu, seperti apa interpretasi saya terhadap lagu ini? Seperti saya menyukai cinnamon yang kemudian berangsur berubah menjadi citrus. Barangkali bisa ditemukan jawabannya di lirik lagu ini: *mohon maklum kalau ada grammar yang agak gak pas, sudah diproof read sih padahal :p*

It's been awhile I was dreaming bout someone like you
Too much thinking why you dont come to see me
"Hello" You texted me once time
And I felt better

Day by day we talked and laughed together
But I doubt whether you're real or fiction
I keep believing you're such a good man for me
Still keep believing

I've never met a man who treat me like a princess
I've never met a man who has that kind of heart
But that cinnamon's smell fades out day by day
And I taste the citrus now (in my lonely night)

You follow yor heart to walk in your life
You teach me a lot about how to dream
You were my reason
But now I choose my way

Let you dreaming ..
I'll let you fly
Let your dreams come true..



Kira-kira seperti apa interpretasi Anda terhadap lagu ini? Lemme know, Guys, write your comment below yaaa :)

Komentar

Postingan Populer