Tentang Usia 20-an Dan Apa Yang Sedang Kita Pikirkan Saat Ini

Usia 20-an bagi saya adalah usia yang luar biasa. Kita punya rentang menikmati usia ini selama 10 tahun, dimulai di usia 20 saat sibuk-sibuknya kuliah, usia 25 tahun sibuk-sibuknya bekerja dan usia 29 menjelang 30 saat sibuk-sibuknya (biasanya sih) berumah tangga. Usia produktif, kata orang-orang. Golden age, kata saya :D

Bagi saya punya rentang 10 tahun menikmati umur 20-an ini terasa sangat cepat, bagaikan berlari dan tidak sempat bernafas. Di usia 21 tahun saya mulai bekerja pertama kalinya, usia 23 tahun saya lulus kuliah dan bekerja di company yang lain. Sementara itu, saya masih punya banyak hal yang pengen wujudkan: sekolah lagi, bermusik, menulis dongeng, bikin ini, bikin itu, pergi ke sana, pergi ke situ. Wuaaaah! Rasanya hidup saya penuh dengan rencana travelling, bikin karya, bla-bla-bla...

Nyatanya...

Saya kadang sudah keburu kehabisan tenaga di sore hari sepulang kerja. Inginnya cuma segera tidur dan berharap weekend datang tanpa pernah berakhir. Tidur di kamar, membaca buku, browsing internet dan terlupakan semua rencana-rencana yang ingin saya lakukan. Sementara itu di hari biasa, saya menyadari waktu cepat sekali bergerak ke kanan. Masalah finansial, masalah pencapaian karir, masalah jodoh... Orang-orang umumnya menuntut perempuan seusia saya untuk memikirkannya. Sementara saya masih asyik jalan-jalan sama teman di sore hari, nonton Stand Up Comedy, pergi makan belut goreng di pinggir jalan dan seabrek hal-hal yang 'kamu-masih-anak-bau-kencur' lainnya. Padahal, kalau malam datang dan saya tidak bisa tidur, saya sering memikirkan bagaimana saya 5 tahun mendatang, apakah yang saya lakukan ini benar-benar passion atau sekadar 'job' bagi saya, atau bahkan hal-hal sederhana yang susah saya ingat misalnya kapan tanggal jatuh tempo saya musti bayar premi asuransi bulanan.

Kalau kadang semua ini terasa melelahkan dan membosankan, saya suka membaca notes di aplikasi Evernote saya. Di situ saya sering menuliskan tentang apa saja yang pengen saya lakukan. Ya nulis dongeng, ya bikin lagu anak, ya bikin video campaign social media awareness atau sekedar bikin video nyanyi-nyanyi sama teman saya. Seketika itu juga saya biasanya jadi ingat kalau di usia ini yang saya butuhkan adalah pengalaman. Dan pengalaman nggak bisa diajarkan lewat buku, tapi harus 'disentuh' sendiri.

Pengalaman adalah tentang apa yang terjadi sekarang dan investasi untuk masa depan, bagi saya. Saya bersyukur, paling tidak saat saya pernah bingung saat bagi waktu antara bekerja dan kuliah (dulu) saya jadi punya pelajaran tentang apa itu prioritas atau saat saya menghadapi orang tua yang pensiun dan sedikit banyak saya yang membantu keluarga saat ini, saya jadi punya pelajaran tentang mengatur keuangan dan mempersiapkan diri sendiri.

Kita tidak mungkin menggantungkan diri pada kekayaan orang tua, hanya tidur-tiduran saja di rumah berharap pengalaman datang sendiri atau diam tidak berani menyapa orang lain berharap punya banyak koneksi. Nope. You'll live in your own box!

Paling tidak di usia 23 ini saya bersyukur karena saya tidak disibukkan dengan orang tua yang menanyakan mana pacar saya, belum disibukkan dengan rencana pernikahan (digantikan dengan rencana bikin video saja lah :p), punya agenda di smartphone yang sering kirim notifikasi acara-acara seru, punya Thomas Alva Edison dan blog ini yang bisa jadi pelipur lara. Saya ingin dan pasti akan menikah suatu hari nanti, jadi jangan menganggap saya perempuan gak asik ya. Hahahhaa. Hanya saja sekarang saya masih pengen mengaktualisasikan diri saya. Mending nakalnya waktu muda, daripada telat nakal nanti waktu sudah jadi emak-emak

Seringkali saya pulang kantor tepat waktu bahkan kurang dari jam seharusnya jika pekerjaan saya sudah selesai. Saya hanya berpikir, ini kan usia di mana saya harusnya punya kehidupan lain di luar ruangan akuarium saya di kantor. I leave office on-time, lalu biasanya saya bikin jadwal main sama teman-teman saya di luar sana: makan, nonton, ke toko buku, main ke rumah teman dan macam-macam. Kadang juga kalau saya keburu-buru pulang biasanya saya harus isi perut dulu sebelum manggung hahahahaha *tetep*

I wanna free from my life but I don't wanna die. Hidup itu memang berat, tapi indah begini adanya kan, seperti kata Arkarna : Life is Free ;)




Komentar

  1. dulu waktu aku belum nikah dan masih kerja pulangnya jarang kemana-mana paling janjian makan bareng aja sama temen

    BalasHapus
  2. Nonton stand up lebih indah ketimbang mkirin hal lainnya, termasuk jodoh. Hahaha

    Hebat kamu ya, Wind. Masih muda udah kerja ajah.

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer