Tentang Pilpres, Unfriend Dan Teman di Dunia Nyata

Sampai jumpa di Planet Gliese!

Rasanya nggak perlu saya ceritakan panjang lebar, semua rakyat Indonesia juga tahu kalau kita bakal menyelenggarakan pesta demokrasi besar-besaran tanggal 9 Juli nanti. Ada 2 calon terdiri dari 4 orang yang diajukan menjadi capres-cawapres Indonesia periode 2014-2019.

Ada satu yang menarik. Mungkin baru kali inilah gelaran pilpres sangat terasa sekali euforia dan gontok-gontokannya. Ya, semuanya berkat social media. Semuanya beropini, semuanya berlomba mengunggulkan capres-cawapres jagoannya. Alih-alih teredukasi, banyak orang yang justru muak dengan share-share di social media. Yang dulunya halaman newsfeed Facebook adem ayem, sekarang jadi panas bergelimpangan akibat share link dari media online A, B, C .. Perdebatan dalam kolom komentarpun rasanya semakin ngeri bukan?

Saya barangkali salah satu orang yang memilih untuk menyimpan pilihan saya dalam hati saja. Mengomentari sih mungkin iya, tapi dengan catatan tidak menjelekkan. Toh saya pernah ngetwit ke salah satu capres tapi nggak dibalas juga (padahal beberapa waktu yang lalu twitbotnya nyambar twit saya). Tapi berbeda saat saya mengintip ke laman Home Facebook. Wah, clutter! Informasinya bertebaran, sampai bingung sendiri mana yang benar sih.

Hingga suatu saat saya memutuskan untuk meng-unfriend teman saya. Bukan karena saya berbeda pilihan dengannya, tapi lebih pada postingan yang ditulisnya benar-benar bikin hati mencelos. Instead of membagikan informasi yang berguna, orang ini malah menulis postingan plus link berita tentang salah satu capres dengan kata-kata sangat ofensive. Melihatnya, saya berpikir "ganggu banget nih". Awalnya masih sempat saya komen: "Wah, keras banget nih komentarnya :)". Sayangnya justru berakhir dengan ceramah panjang lebar tentang keberimbangan media lah, relawan bayaran lah, saya harus tahu tentang media yang "baik menurutnya" .. Hmm, kalau tentang ini mah saya sudah puas dengerinnya waktu jaman kuliah toh saya kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi yang nggak kurang-kurangnya membahas tentang media.

Nggak pengen news feed saya teracuni dengan hal-hal yang bikin jengah, saya unfriend saja deh. Tentang masalah nanti add lagi atau tidak setelah pilpres, ya itu nanti saja. Intinya, maaf bukannya tidak sepakat dengan pilihan Anda saya jadi meng-unfriend Anda, hanya saja saya lagi (sensi) ingin bersih-bersih timeline nih hehehehe ... Yakinlah di dunia nyata, selama tidak membawa-bawa masalah ini, kita kan masih tetap berteman. Toh saya dan sahabat saya pun berbeda pilihan, kita masih asik-asik aja nongkrong bareng dan mendiskusikan tentang pilpres ini sambil ngopi dan makan cheese ball ;)

Kalau kata teman saya, Mas Beben, dalam twitnya: "Anda ini sebenarnya pendukung capres apa pembenci capres?" Hahaha .. sepertinya ada benarnya juga. Ada nggak teman yang diunfriend atau diunfollow selama masa kampanye kemarin?

Oke juga buat dibaca: Pilpres Merusak Perkawanan

Komentar

  1. kalo unfollow banyak,tp kl unfriend nggak..soalnya saya pilih scroll ke bawah dan pilih ndak baca aja daripada pusing sendiri hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awalnya begitu mak, tapi kalau sudah ngomen2 dihubung2in sama capresan, aku capek bacanya :p

      Hapus
  2. Gak sampai unfriend, karena gak berbenturan langsung secara personal. Cukup unfollow, karena pengen nyaman aja pas buka socmed.

    Kalo di twitter cukup di mute aja keyword yang mengganggu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya biasanya hide doang mak, tapi kalau sudah komen dan selalu berbau politik, saya unfriend sementara deh hehehe

      Hapus
  3. Wah, kalo saya gak sampe segitunya sih..

    BalasHapus
  4. Kalo unfollow, gue tiap abis debat capres ilang 2 followers deh. Gak tau siapa.. #halah

    Tapi sebenarnya kalo ada teman yang live tweet debat capres atau ngomongin politik gak harus dicibir juga sih, gak ada yang salah dari Anak Muda yang melek politik. :)

    Tapi emang tahun ini rameee banget..bahkan mulai gak sehat. Tapi positifnya adalah anak muda berani bicara tentang politik, nanti kedepannya pada belajar juga. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Woooh, it's okay kok ngobrolin politik. Asal dalam koridor dan batas wajar, tidak fanatik. Benar, ini juga partisipasi politik anak muda juga mulai bagus di Indonesia berkat socmed. Tapi beriringan juga dengan orang2 fanatik yang hidupnya 24 jam didedikasikan buat membenci capres lain :p

      Hapus
    2. Ampuunn mak..!! Haha jadi gak enak ngomongnya pake "gue-lo", ternyata ini blognya seorang ibu.. :D

      Hapus
    3. Hahaha gapapa aku belom ibu-ibu kalii, masik muda dan lincah begini :D

      Hapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer