Travelogue: Road Trip 30 Jam Jelajah Taman Nasional Baluran (Part 2)

Part 1-nya lihat di sini ya

Apa yang membuat saya jatuh cinta sama Pantai Bama? Karena inilah gambaran private pantai yang sesungguhnya. Tenang, damai, anginnya berdesir, pasirnya putih. Cakep! Saat ke Pantai Bama 2 tahun yang lalu, sepanjang mata memandang cuma batas horizon yang membelah lautan dengan langit. Dalam hati bilang, "Sungguh ya Tuhan itu mahakuasa banget!".

Tetapi waktu ke sini 3 bulan yang lalu, pantai ini jadi kotor sekali. Jadi, kalau readers datang ke Pantai Bama, jujugan pertama langsung ke tempat parkir. Jalan sedikit ke arah selatan, melewati semak-semak kecil, kita sampai ke bagian lain yang lebih banyak batu-batuannya. Di bagian ini lebih banyak biota laut, seperti timun laut, teripang dan (awas!) ubur-ubur. Sayangnya, 3 bulan yang lalu ke sini sampahnya banyak banget, bercampur sama alga-alga.

Saat ombak surut, alga bercampur sampah-sampah terseret ke pinggir pantai -- Image taken by Winda Carmelita
For your information, Pantai Bama ini mostly penghuninya adalah monyet liar. 2 tahun lalu ke sini, kita masih bisa disuguhi pemandangan monyet liar yang memancing ikan di pinggir laut menggunakan ekornya. Sekarang? Sayangnya pemandangan ini tidak saya temukan lagi. Monyet-monyet di sini lebih sering mengorek-orek tempat sampah, membawa plastik kresek berisi sampah makanan dan mengais-ais sisa makanan. Saat ngobrol dengan Mas Heru, penjaga Pantai Bama, menurutnya hal seperti itu bukan sewajarnya tindakan monyet liar yang hidup di alam. Sampah-sampah yang betebaran di pinggir pantai pun adalah sampah bawaan manusia, misalnya kotak makanan, botol air mineral, hingga botol shampoo. Bisa jadi itu adalah sampah yang terseret arus ombak ke Pantai Bama, tetapi tidak menutup kemungkinan juga karena sampah dari sampah yang dibuang monyet-monyet itu :(

Monyet-monyet mencari ikan -- Image taken by Winda Carmelita

Ngobrol-ngobrol dengan Mas Heru, ternyata keprihatinan Taman Nasional Baluran ini nggak cuma pada sampah-sampah dan habit monyet yang tidak wajar, Tapi banteng yang jadi ikon Baluran juga jumlahnya menurun, begitu juga dengan macan yang kabarnya ada berkeliaran di dalam taman nasional seluas 2.500 Ha ini. Sedih banget lho. Meski belum ada sensus yang benar-benar menunjukkan bukti keberadaan macan maupun jumlah exact bantengnya saat ini, tapi bayangin aja kalau karena situasi alam (susahnya air di kawasan ini) apalagi karena kehadiran manusia. Ya sampah, ya mengganggu ketenangan.

Menurut Mas Heru, banyak orang yang datang ke Baluran tanpa edukasi yang cukup. Datang, cuma untuk rekreasi, makan-makan, buang sampah sembarangan. Sudah. Padahal cuma karena 1 plastik yang tidak dibuang dan ada 100 orang atau 100 kali perilaku yang diulang, bisa bikin ekosistem terganggu. Kali ini saya benar-benar lihat sendiri, monyet ngrikiti botol lotion yang dipungutnya dari tempat sampah dan ... astaga, kalau nelen plastik gimana lho ya :( Mikir apa coba yang buang botol lotion ke tempat sampah, apa nggak bisa gitu dibawa pulang dulu, dibuang di luar tempat ini.

Sampah-sampah berserakan akibat terbawa dari seberang dan yang dibuang pengunjung di Bama -- Image taken by Winda Carmelita
Akhirnya saya pun merasa, dengan datang ke sana dan menikmati indahnya Africa Van Java, saya punya 'beban moral' untuk ... memberi edukasi paling tidak ke teman-teman sendiri tentang "Kamu itu kalo mau ke tempat wisata alam, mbok ya sampahnya kumpulin dulu di kresek, bawa pulang. Buang sampahnya di luar tempat itu, biar nggak keseret-seret balik lagi atau dipungut sama hewan-hewan sekitar sana." Dan akhirnya saya nulis postingan ini pun, saya mau bilang kalau Pantai Bama dan pantai ataupun gunung-gunung lainnya di dunia itu jelek, kalau kita sebagai manusia nggak bisa menjaga dengan baik yang dikasih Tuhan dengan gratis untuk dinikmati.

Well, back to the trip, sekitar jam 09.30 kami melanjutkan perjalanan karena kira-kira sudah hampir 12 jam kami nggak ketemu nasi :)) Makan ke mana kita? Lanjut ke #LiburanGaDiRumah Ala Winda Carmelita: Gilimanuk-Ketapang dan Snorkeling Di Pulau Menjangan (Part 3)

Komentar

  1. paling sedih ya kalo ngeliat keindahan pantai jadi ternodai sama sampah....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget Ko, padahal sudah dikasih gratis sama Tuhan tapi tidak dijaga..

      Hapus
  2. Sayang bgt ya, pengunjung yang membuang sampah sembarangan kaya gitu.
    Salam dari http://informasipanduanwisata.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mestinya ada sanksi ya? Makasih sudah berkunjung ..

      Hapus
  3. Mari kita jaga lingkungan kita agar tidak lagi banyak sampah yang bertebaran. Bantu kami mewujudkan Indonesia yang hijau. Kunjungi kami di http://www.greenpack.co.id/

    BalasHapus
  4. sayang banget....kesadaran pengunjung masih kurang ya mak
    apa susahnya sih ngumpulin sampah di tas plastik....
    kadang nggak ngerti dg pola pikir org seperti itu

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer