Bagaimana Jika Seseorang Pergi dari Kehidupan Kita?

Hari ini, hari ke-8 semenjak Papa tersayang dipanggil Bapa di surga. Beberapa waktu sebelum Papa berpulang, saya naik motor malam hari dengan pertanyaan di kepala: Bagaimana Jika Seseorang Pergi dari Kehidupan Kita?

Pertanyaan itu bisa jadi firasat, atau hanya sekedar pertanyaan reflektif. Tapi saya menemukan 2 hal penting tentang kepergian seseorang dari kehidupan kita.
  • Seseorang pergi selama-lamanya dari dunia ini
Seperti yang terjadi pada Papa. Kehilangan itu sangat terasa, tubuhnya tak lagi di sini. Tapi jiwanya akan tetap ada. Orang-orang yang meninggal 'pergi' meninggalkan tubuhnya di dunia ini. Tidak bisa lagi mengobrol, berkirim pesan, telefon, makan bersama dan lain-lain. Tetapi saat kita mengingat mereka, membawanya dalam doa, disitulah mereka hadir. Menurut saya, sesungguhnya mereka tak benar-benar pergi tapi memperhatikan kita yang ada di dunia ini dari 'rumahnya' di atas sana.

Kehilangan ini rasanya menyedihkan dan sungguh membuat rindu. Tetapi selalu ada hal baik yang memberikan pelajaran bagi yang masih hidup di dunia.
  • Seseorang yang memilih menghapus atau dihapus dari kehidupan kita
Kehilangan yang ini juga menyakitkan. Kita masih bisa melihat tubuhnya, melihat ia berbincang-bincang dengan orang lain tetapi baik kita ataupun dia memilih untuk memutus benang merah hubungan. Bisa jadi banyak hal yang tak lagi nyaman dibicarakan atau didiskusikan bersama, bisa jadi kekecewaan, bisa jadi kesalahpahaman yang melibatkan orang ketiga. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi kisah ini.

Bentangan jarak terjauh hubungan seseorang adalah saat dua orang tak mampu lagi berkompromi atas masalah dan perasaan-perasaannya. Kekecewaan yang dibungkus dalam diam dan menarik diri adalah wujud dari keputusasaan dan rasa kehilangan yang amat sangat.

Buat saya, kedua kisah tentang kehilangan ini sama menyakitkan. Untuk mereka yang belum pernah mengalami sendiri, barangkali tak terlalu peduli dan menghargai keberadaan seseorang saat masih di sisi. Tetapi percayalah, keduanya tak enak dan keduanya akan 'memaksamu' belajar banyak hal.

Jika mungkin tragedi hidup masih jauh dari anganmu, coba pikirkan lagi dan renungkan satu pertanyaan ini:

Bagaimana Jika Seseorang Pergi dari Kehidupan Kita?

Halo Pa, apa kabar di surga? Aku kangen <3 td="">

Komentar

  1. Iya, kenapa ya kehilangan itu sakit, kadang aku juga bertanya- tanya. Kenapa gak kayak kue yang penuh coklat aja rasanya. Hehe. Tapi banyak yang bilang batas antara hidup dan mati itu dekat sih, seperti meraba angin di depan muka. Orang yang sudah pergi, sebetulnya tidak benar- benar pergi, dia hanya ada di dimensi berbeda yang sama- sama tak bisa dijangkau oleh kita ataupun mereka. Tenang, mungkin sekarang rasanya kehilangan tapi pasti jika saatnya tiba akan ada kesempatan untuk berjumpa dan berkumpul kembali di sana. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer