So, Tahun Depan Kita Mau Ke Festival Budaya Yang Mana Nih?

Image taken from pexels.com
Ini sudah tahun ke-3 saya bekerja di perusahaan yang sekarang. Biasanya kalau sudah menginjak tahun ke-3, dapat bonus cuti 1 hari lagi. Cuti saya jadi melimpah ruah, horeeee! *kegembiraan anak bau kencur

Nah, saya itu suka memelihara cuti sebaik-baiknya. Jadi nggak diborosin di awal tahun, karena berjaga-jaga saja siapa tahu ada kebutuhan di akhir tahun yang harus mengorbankan cuti. Daripada harus ngutang cuti di tahun depan 'kan. 

Sudah 2 tahun ini saya kalau liburan selalu di bulan Januari (buat menghadiahi diri sendiri) kemudian puasa ambil cuti, lalu baru cuti buat liburan lagi di akhir tahun. Yang kayak begini ternyata bikin  numpuk di akhir-akhir tahun. Pokoknya spare 3 hari lah buat nambah libur Natal, sisanya bisa ngapa-ngapain sesuka hati deh. 

Tahun ini ada cuti 6 hari sebelum Desember. Mwahahhaha ... Saya colek-colek tuh temen-temen yang biasanya berlibur bareng. "Ke mana lho, Win?" Putra nanya. "Ke mana yo ... Aku pengen datang festival-festival budaya gitu lho, Rek. Hmmm, dari zaman kapan tahun yo, mau ke JFC sama Dieng gak berangkat-berangkat ...," kata saya. "Lihat tanggalan dulu," jawab Putra.

Dasar impulsif, ide mendadak seperti ini memang nggak cocok lah kalau judul liburannya nonton festival. Tiap festival punya tanggal penyelenggaraannya sendiri, jadi kami nggak bisa sesuka hati dong datangnya seperti kalau liburan biasa.

"Eeee, lha kok sudah selesai acaranya hahahahha ... Yowis, catet dulu tanggalnya, tahun depan kalau ada berangkat ya!" Daripada hanya saya simpan sendiri, saya bagikan saja di sini ya ...


     Jember Fashion Carnaval

Image taken from gilatrip.com

Yang paling mudah dijangkau dari Malang adalah Jember Fashion Carnival. Salah satu festival yang banyak dikunjungi adalah Karnaval Busana Jember atau yang lebih dikenal dengan JFC. Karnaval busana pertama kali digelar di Indonesia ini digagas oleh Dynand Fariz, seorang pendidik di dunia fashion. Karnaval ini pertama kali digelar pada tahun 2003. Karnaval ini dibuat awalnya karena banyaknya penampil kesenian reog ponorogo di Jember yang menjadi daya tarik banyak wisatawan yang berkunjung ke Jember. 

Festival tahunan ini menampilkan model yang berjalan bukan di atas catwalk, tapi di jalanan kota Jember sejauh 3.6 kilometer. Dari cerita teman-teman yang sudah pernah bergabung di acara ini, meriahnya kayak festival Rio De Janeiro mini deh. Berhubung diselenggarakannya di tengah tahun, sekitar bulan Agustus pas musim liburan, better cek harga tiket pesawat international maupun domestik dari awal tahun untuk persiapan liburanmu.


     Dieng Culture Festival

Image taken from diengjavatour.com
Ke Dieng terakhir kali kayaknya pas TK. Saya pun sudah lupa gimana suasananya hahahaha ... Yang jelas teringat adalah hawanya dingin. Sudah dari zaman kapan tahun mau ke sini, dari yang berencana ikutan acara Float 2 Nature di Dieng sampai pergi sendiri ajah ... Eh, nggak kelakon-lakon juga :( 

Masih pengen banget datang ke Negeri Diatas Awan ini. Festival ini juga dikenal dengan nama DCF yang diadakan setahun sekali.  Di antara rangkaian acara yang menyedot perhatian banyak wisatawan adalah prosesi pemotongan anak gimbal/gembel (rambut gimbal). Upacara ini dipercaya sebagai upacara sakral karena rambut gimbal menurut kepercayaan warga setempat adalah titisan dewa. Jadi, gak boleh dipotong sembarangan dan asal-asalan. Kalau tidak, anak gimbal bisa sakit atau membawa marabahaya bagi keluarganya. 

Selain itu, ada juga rangkaian acara lain yang bikin saya penasaran, khususnya Gerlap Lampion, dan Rampak Budaya Nusantara. DCF ini diselenggarakan bulan ... Agustus (lagi, barengan sama JFC nih)

     Rambu Solo

Image taken from indonesiakaya.com
Beberapa waktu yang lalu saya ada pekerjaan harus menulis soal budaya Toraja. Bekalnya cuma riset literatur. Dari situ saya akhirnya tahu ada wisata budaya unik yang namanya Rambu Solo. Festival ini merupakan upacara pemakaman termahal yang pernah ada. Pemakaman ini melibatkan tingkatan atau status sosial suatu keluarga. Semakin mahal atau semakin banyak yang dikorbankan, maka semakin tinggi pula derajat sosialnya. Kata teman saya yang orang Toraja, budaya masyarakatnya memang seperti itu. Bahkan konon lebih meriah dan mewah upacara kematian ketimbang kelahiran dan pernikahan.

Upacara ini biasanya diadakan antara bulan Juli hingga Agustus.

     Waisak Day Festival

Image taken from unusualexpedition.com

Sekitar tahun 2015, saya melihat foto-foto lampion dalam jumlah banyak yang diterbangkan malam hari. Awalnya saya pikir itu di luar negeri. Ternyata di Indonesia! Tepatnya di acara Waisak Day Festival yang diadakan di Candi Borobudur. Sesuai dengan namanya, acara ini diadakan untuk memperingati Hari Raya Waisak bagi seluruh penganut agama  Budha seluruh dunia Para biksu dari seluruh dunia berkumpul disini untuk memanjatkan doa. Prosesi puncaknya diadakan pada bulan purnama dengan cara yang berbeda-beda setiap tahunnya.

Dari foto saja, saya bisa merasakan kesakralan acaranya. Eh festival ini bukan cuma untuk umat Budha lho, tetapi wisatawan pun boleh hadir. 

Sebetulnya masih banyak festival-festival budaya di Indonesia yang pengen banget saya datangi. Yang penting sekarang adalah mengatur waktunya, mencari-cari informasi harga tiket pesawat, lalu berburu promo hotel murah di Jogja, Jember, dan kota-kota lain di reservasi.com misalnya .. Oh, salah, yang terpenting adalah sekarang mari bekerja keras bagai kuda karena liburan butuh duit. Ya 'kali bayar tiket pesawat dan hotel pakai pecahan genteng? *brb, download file duit.exe dulu ah :')





Komentar

  1. melu mba wiiiiind.....
    melu dolan, melu kerjo ben cutine iso segunung spt mba winda

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer