Get Dressed For Success

Image taken from pexels.com
Masa-masa menyenangkan bagi saya adalah masa sekolah. Selain karena zaman itu masih lucu-lucu nakal, kita nggak perlu susah-susah memikirkan apa yang terjadi dalam hidup ini. Sesederhana soal pakaian. Ada seragam, tinggal cuci-setrika, pakai ... Beres deh. Nggak ribet memikirkan hari ini mau pakai baju apa, 'kan semuanya sudah terjadwal ... meski nggak menutup kemungkinan pusing juga sih kalau seragamnya belum dicuci dan disetrika atau salah hari pakai seragam :)) Paling kalau tahun ajaran baru aja sih ganti seragam baru dan sepatu wanita terbaru.

Masuk ke zaman kuliah, barulah mencicipi namanya pakai baju bebas. Bebas bersyarat tepatnya. Karena sebebas-bebasnya, ternyata harus pakai pakaian berkerah, nggak boleh kaos, celana pendek dsb dkk ... Dulu sih masih rebel, mikirnya kok katanya bebas, tapi diatur juga. Semester awal masih nurut, karena di kampus saya dulu satu semester harus pakai almamater. Jadi mencolok juga kalau melanggar. Tapi setelahnya sih ya nggak peduli. Bahkan kami dulu pada masa itu suka pakai dalaman kaos dikasih blazer ala-ala gitu. Kalau kuliah malam apalagi, kaosan aja lah, soalnya habis kuliah biasanya ngopi-ngopi atau tiduran di UKM hahahha .. Sungguh keselowan hidup yang tak bisa terulang lagi.

Nah, beranjak masuk dunia kerja ... Ini yang mengubah cara pikir saya soal berpakaian. Selepas kuliah, saya dipanggil interview di salah satu universitas besar di Jawa Timur. Gambaran soal bekerja di universitas pastinya formal. Jadi dalam masa lulus kuliah itu, saya mulai beli kemeja formal, sepatu wanita terbaru buat kerja yang modelnya kittenheel, tas ransel juga sudah harus disortirin yang buluk-buluk ... Semua kesiapan itu ternyata berakhir dengan saya nggak jadi melanjutkan langkah di sana, tapi justru berlabuh di tempat kerja saya yang sekaran, jadi bagian dari pejuang teks komersial online.

Seperti banyak kantor-kantor non formal lainnya, kerja di media online itu sebagian besar memang tidak berseragam. Begitu pula di kantor saya. Pemandangan di kantor sehari-hari ya sangat mudah ditemui cewek-cowok pakai kaos, celana pendek, jeans robek-robek. Ya termasuk saya juga sih. Kebebasan ini memanglah privilege karena nggak perlu lagi susah-susah mencari padu-padan baju atau sepatu tiap hari. Wong mau nggak mandi aja nggak ada yang memperhatikan kok heheheh ...

Tapi pandangan saya soal kebebasan itu berubah sejak 3 tahun lalu, saat pekerjaan saya harus bertemu dengan banyak orang ... secara mendadak. Yang tiba-tiba kirim Whatsapp, mau bertamu ke kantor atau sore hari sepulang kerja ngajak meeting. Bagi saya, bisa saja sih bertemu dengan kolega-kolega itu dengan biasa saja pakai kaos atau celana pendek. Toh masalah pakaian nggak akan jadi pembahasan di meeting saat itu. Tapi ... kemudian saya ingat saya pernah ketemu seseorang untuk membahas sebuah keperluan bisnis, orangnya sepertinya telat bangun dan acak-acakan sekali. Ketemuan di hotel, pakai sandal jepit. Di situ, jiwa nyinyir saya langsung tergelitik. "Nggak mandi apa ya orang ini?" Lebih dalam dari itu, saya kok merasa nggak dihargai ya? Kesannya pertemuan itu tidak terlalu penting, tidak benar-benar disiapkan.

Saya kembalikan perasaan-perasaan itu lagi. Akhirnya, saya pelan-pelan mulai belajar berbenah. Percaya atau nggak, saya cuma punya satu sandal, sementara sepatu punya enam. Mengawali berbenah memang semudah lewat sepatu. Sejak bertahun-tahun lalu, saya mengusahakan untuk selalu pakai sepatu tertutup ketimbang sandal karena meski bukan sepatu wanita terbaru, jauh lebih baik lah ketimbang pakai sandal teplek ke mana-mana. Dengan pakai sepatu, kita akan selalu merasa siap pergi ke mana saja. 'Kan kita nggak pernah tahu di depan kantor mungkin ketemu presiden ya kan? :D

Tetap ... pakai keds adalah andalan ~

Saya jadi ingat tulisan Yoris Sebastian di bukunya, 101 Creative Notes. Ada poin tentang mengapa beliau keukeuh pakai kaos dan celana jeans, tapi celananya sepatunya harus yang formal. Ya, karena kita semua harus get dressed for success 'kan? Seperti penggalan lirik lagu favorit saya dari Roxette ini:

I'm gonna get dressed for success
Shaping me up for the big time, baby.”

Meski bukan dibayar karena penampilan, tapi kita adalah representasi dari apa yang kita bawa. Nama perusahaan, keluarga, pasangan dan yang paling penting adalah diri sendiri.

Komentar

Postingan Populer