After Lunch Music edisi Oktober 2018


Ada sekitar 20-an judul blogpost yang mengantri untuk diselesaikan, dan belum juga bertambah centangnya dari daftar to do list. Begitu pula dengan draft-draft yang -- selalu saya katakan -- teronggok lemah tak berdaya. Kebanyakan adalah tulisan soal tempat yang saya kunjungi, makanan yang saya cicipin dan beauty product yang saya coba.

Karena sang empunya ide seringkali dilanda bosan, maka jalan bagi orang yang mencintai menulis sebagai salah satu pembunuh kebosanan adalah dengan tetap menulis ... tema yang berbeda.

Ya kembali lagi, buat sang pembosan, bisa bertahan fokus pada satu hal itu adalah pencapaian luar biasa. Termasuk mendengarkan satu album musik secara khidmat. Bulan Oktober ini secara bergiliran album-album dan lagu-lagu ini terputar secara kontinyu di playlist Spotify, Youtube atau pun Soundcloud saya.

Note: album dan lagu yang dituliskan ini nggak selalu rilisan terbaru, ya pokoknya saya suka aja sih *mulai .. mulaiii ... :))



Big Star - #1 Record



Kurasa nggak ada orang yang nggak bakal nggak betah mendengarkan Big Star. Sekian.

Remissa - Tegangan Tinggi



Musik yang bikin mata melek habis makan siang. Saya selalu kembali ke track "1-" dan "Ada dan Akan Terus Ada". Kapanan sempat lihat rilis kasetnya pas acara apa gitu, tapi lupa ngangkut euy *menyesal.

Kalau nggak salah ingat ya, Remissa ini dulu adik-adik tingkat di Homeband FISIP UB. Musiknya mantap dan rapi, liriknya dalam batas aman. Menunggu saat mereka tampil live membawakan "1-" dan. Mungkin bakal nyetrum di dalam dan di luar.


Tentang Remissa, pernah ditulis lebih mendalam Kempel di sini dan ditulis Memen di sini

Murphy Radio - Self Title




Akibat Polyphia, saya jadi berkeliaran mencari band math rock-math rock lain. Terutama yang dari Indonesia dan ketemu dengan Murphy Radio. Nggak seriuh dan se-njlimet Polyphia atau Tricot, tapi album ini nagih untuk didengar terus-terusan. Malah jadi musik pengiring bekerja yang nikmat. Saat mendengarkan album ini saya merasa kembali ke masa-masa remaja yang dinamis. Kalau dibaca-baca dari beberapa interview sih memang album ini berkisah tentang fase masa remaja seorang gadis.


Kunto Aji - Mantra Mantra




Nggak pernah dengan sengaja mendengarkan karya Kunto Aji. Mungkin karena terlalu bosan dengan lagu lamanya yang "Sudah Terlalu Lama Sendiri" yang kala itu diputar di mana-mana, bahkan pas ngisi bensin. Tapi karena tetangga depan meja saya agak serong arah jam 11 adalah seorang MD ternama di kancah radio di Malang, yaitu Miki Adhitia, di hari gongnya album ini dilaunch, dia langsung membisikkan, "Enak iki, Wind, rungokno ta lah."


Untuk album ini, nuansanya beda sama yang terdahulu ya, setelah saya dengarkan lewat Spotify album sebelumnya. Pemilihan liriknya lebih puitis dan dalam sih, mungkin karena tema yang diambil di album kali ini tentang mental health. Lagu pembukanya "Sulung" terasa sangat haunting.
Dari berbagai sumber yang kubaca, di lagu Rehat, Kunto memasukkan frekuensi Solfeggio 396 Hz yang dipercaya bisa menjernihkan pikiran, mengeluarkan emosi negatif dan menenangkan. Menarik, bikin ngantuk.


Kalau selera pribadi, saya suka dengan track "Jakarta, Jakarta." Dinamikanya itu lho bikin lagu ini rasanya nggak bosan buat didengarkan berjam-jam.


Btw, aku menuliskan mini review tentang album ini, bisa dibaca di sini: http://passionstory.fwd.co.id/article/mantra-mantra-album-terbaru-kunto-aji-yang-siap-manjakan-telinga


Monkey to Millionaire - Envy


Akhirnya ada karya baru lagi dari Monkey to Millionaire. Selalu senang mendengarkan karya mereka nih. Yang terbaru ini bahkan selalu bikin pengen ikutan ber- "But we don't have what you have selling privacy's awaaaaayy~" kenceng-kenceng untuk mengungkapkan perasaan terdalam kepada mereka yang mengaku ********** demi popularitas, alias bahasa Kazakhstan-nya "kemartis" hahahaha nggak sabar sama album ke-empatnya!


Lima items ini (apa sih ini mengistilahkannya ya? Ada yang album, ada yang single doang soalnya) adalah yang reguler saya dengarkan di bulan Oktober 2018 yang sungguh lempeng ini.


Ohiya, barusan bikin playlist baru ala-ala yang standar, untuk membunuh kebosanan menanti pergolakan e-mail:

Komentar

Postingan Populer