After Lunch Music: Elemental by Elemental Gaze

image taken from Warning Magz
Catatan 1: Membuka postingan ini dengan sambat karena banyak hutang moral nulis review/impression apa yang didengar akhir-akhir ini. Yodahlah yo ~ Satu-satu dulu biar ndak batuk. Dimulai dari yang paling belakang tersimpan di draft.😂😂
----
Beberapa waktu silam, dalam obrolan lewat Whatsapp dengan Mbak Nana, kami membahas tentang Elemental Gaze. "Band ini nggak pernah mampir Malang tah yo?" kata saya. Ya maklum, waktu band ini lagi gencar-gencarnya di tahun 2004, saya 'kan masih piyik, belum boleh dateng konser-konseran 😂 "Main aja jarang, hampir nggak pernah," jawab Mbak Nana. Kemudian saya dikirimin lagu Unperfect Sky ini:



Seiring berjalannya Spotify, saya baru menyadari bahwa album Elemental yang mereka rilis tahun 2015 itu sungguh mengaduk-aduk perasaan. Tapi saya bilangnya ke Mbak Nana, "Album Elemental ini jahat ya!"

Dibuka dengan track Aurora, kolaborasi dengan Gardika Gigih yang tidak pernah gagal membuat dentingan piano seolah ice-cuts yang mengenai serabut-serabut vena (wuopo se Wind hahahhaha). Saya rasa, sebaiknya Gardika Gigih jadi bagian Elemental Gaze seterusnya saja, jangan cuma kolaborasi. Karena meskipun sedikit, dentingan pianonya jadi embelishment yang kasih ambience berbeda.



Di album ini pula, mereka masukkan lagu Unperfect Sky hasil featuring dengan Sigit Agung Pramudhita alias Sigit Tigapagi. Tapi arransemennya berbeda. Di album Elemental ini lebih halus ketimbang di album Half Dreaming yang menurutku lebih ritmis. Selera sih ya ~



Kalau dari segi musik, bagi saya lagu ini tidak begitu menghasilkan setruman maha dahsyat. Tapi justru dari lagu ini menyetrum dari liriknya. Yang membuat saya ingat di masa-masa saya doyan dengerin Worker's Songs-nya Dropkick Murphys. Cuma yang ini lebih 'ngawang' aja hehehe. Apaqaaa ituww liriknya? Coba dicari sendiri ~

Baca Juga: Remissa Yang Galak Menyalak

Di ranah musik per-shoegaze-an, saya sepertinya jarang mendengar lagu dengan lirik berbahasa Indonesia. Atau pengetahuan saya aja yang kurang? Hehehe ... Menariknya, Elemental Gaze punya lagu dengan lirik bahasa Indonesia, yaitu Ngaben. Berkolaborasi dengan Ida Ayu Paramita Sarasvati, seperti yang bisa diduga, lagu ini memasukkan unsur-unsur musik gamelan Bali dan repetisi 'cak, cak, cak' khas tari Kecak Bali. Naiis naiss ~



Dan ... jika boleh memilih satu lagu yang menendang begitu kuat sampai saya tersungkur (tentu saja ini gambaran secara komikal ya, literalnya ya saya termangu di depan laptop) adalah Actually Storm Came Out From Your Soul.

Lagu ini bikin saya ikutan mempertanyakan pertanyaan dan pernyataan yang secara naratif DIBACAKAN, bukan DINYANYIKAN di awal bait lagu ini, oleh Deni Ramdhani. Entah kenapa saat mendengarkan ulang album Elemental ini kondisi saya sangat related dengan lirik lagu ini.

Masuk ke reffrain, Devita Ayu Anggraeni mengambil alih. Hmmm, berasa di gereja pas ibadat karismatik. Habis ada speech, kemudian diajak praising, lalu masuk sesi worshiping.



Anyway, salah satu baitnya menjadi footnote dalam e-mail pamitan yang saya kirimkan ke beberapa teman kerja bulan lalu :))

"I've been walking since I was being enlighted // That life can be fun if we put some purposed on it.
Don't waste your life in fear and doubt // Run for it // Find your way on the path that never been taken by anyone else."

Semoga walau jarang manggung, Elemental Gaze tetap produktif karena kita semua butuh asupan ngawang tanpa perlu narkoba :')



"Elemental"
Artist: Elemental Gaze
Tracklist:

  1. Aurora (feat Gardika Gigih)
  2. To Leave After The Memories Full
  3. Unperfect Sky (feat Sigit Agung Pramudhita)
  4. Behind The Window I See
  5. Actually Storm Came Out From Your Soul (feat Devita Ayu Anggraeni, Deni Ramdhani)
  6. Let Me Erase You
  7. God Knows Why These Should Be Kept for All Time
  8. My Life Without Me
  9. Ngaben
  10. Winching The Night Away I
  11. Winching The Night Away II
Mongomong, gara-gara dengerin Elemental, saya jadi kangen sama L'alphalpha deh! Huhuhu ~



Catatan 2: Selalu saja ada album-album dan lagu-lagu lawas yang meski sudah lampau tapi seolah punya kesempatan kedua untuk dinikmati. Entah itu karena cocok dengan suasana hati terkini, pas dengan suatu momen atau lain sebagainya. Saya adalah orang yang menulis tentang impresi saya terhadap suatu karya musik, bukan didasarkan tren atau waktu publishnya. Tapi ya karena alasan di atas. So that's why, kalau ditanya kenapa gak nulis tentang ini, itu ... semata karena mungkin yang kamu pertanyakan itu belum nyantol aja atau malah gak match dengan situasi dan kondisi saya. LHA WONG SAYA BUKAN BLOGGER MUSIK, TAPI BLOGGER CURHAT DIBALUT MUSIK mwahahhaha ~ 😛😛😛


Komentar

  1. ga pernah dengerin elemental gaze, mbak... ternyata enak ya lagunyaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer