We Change Without Realizing It


Kadang ada rasa hati kangen banget ngeblog kayak dulu. Aku dulu aktif-aktifnya menulis itu pas masih kuliah menuju ke zaman-zaman skripsi. Waktu itu 'kan memang sudah nggak begitu sibuk kecuali ngurusin skripsi. Jadi lebih banyak waktu luang. Nah, waktu luang itu aku banyak isi dengan nulis, baca, nulis, baca. Apalagi waktu itu lagi hype-nya Tumblr ya, jadi kalau bosan nulis di blog yang isinya tulisan tok, beralih ke situ karena bisa repost-repost image yang bagus-bagus.

Selain kangen ngeblog kayak dulu, yang bisa apa aja ditulis tanpa terlalu dipikir, kangen juga main musik. Gitar-gitaran aja, nyanyi-nyanyi aja. Bedanya dengan nulis di blog yang kangennya karena bisa nulis apa tanpa terikat deadline (nggak kayak sekarang karena nulis intentionnya adalah sebagai pekerjaan), kalau main musik memang murni kangen aja sih. 

Jujur ya, kalau nggak tiba-tiba ada yang inget aku masih bisa nyanyi dan ngundang buat ngisi gigs, aku jarang banget pegang gitar dan latian nyanyi 😕 Penyebabnya lebih ke kehabisan daya, motivasi, dan juga energi. Seringkali keinginan itu muncul tapi dikalahkan dengan, "Capek, daripada gitar-gitaran, mending tidur atau scrolling sosmed nontonin konten orang review LEGO." 

Rasanya beberapa hal itu sangat kurindukan bisa kunikmati sensasi kegembiraan dan kenikmatannya seperti dulu. Sekarang melepas penat dan capek yang kulakukan lebih ke arah kepengen menikmati sensasi ketenangan, misalnya tidur, nonton film, dan apa aja yang nggak perlu terlalu banyak tenaga buat mikir dan effortnya gede. Bahkan, baca buku aja aku udah jarang kalau intensitas pekerjaan dan kejenuhanku tinggi. 

Sungguh semua yang tercantum di postingan ini memang adalah sebuah bentuk "halah-kakehan-alasan" hahaha ... Termasuk naskah buku yang terbengkalai dan belum terselesaikan sejak 2 tahun yang lalu. Kayak begitu banyak hal yang membutuhkan fokusku dan perhatianku, dan urusan personal yang juga harus ku-maintain (kesehatan, istirahat, misalnya). 

Ya memang mungkin kita berubah tanpa disadari ya. Buanyak banget hal yang dulunya kunikmati, sekarang nggak begitu terasa istimewa. Begitu pula sebaliknya. Bisa jadi karena prioritas hidup kita juga berubah. Kadang mempertanyakan ini juga sih, tapi aku rasa juga kita nggak perlu terlalu keras pada diri kita sendiri kok kalau kita tidak bisa 'sesempurna' versi yang kita bayangkan. 

Sebagai penutup, kemarin aku baca buku The Things You Can See Only When You Slow Down yang ditulis oleh Haemin Sunim, dan menemukan kalimat ini:

The Things You Can See Only When You Slow Down

Semoga kita bisa terus merayakan hal-hal dan pencapaian-pencapaian kecil dengan gembira ya! 


Komentar

Postingan Populer