Jangan Pernah Menunda Pentingnya Kesehatanmu dan Keluargamu

prosehat

Readers, hai, halooo~

Jumpa di tahun 2016. Hayoo ... Saya sebetulnya bukan tipikal orang yang suka bikin-bikin resolusi di akhir tahun sih, soalnya resolusi yang di tahun kemarin aja nggak kelar-kelar hahahaha ... Meskipun begitu, saya tahun ini punya tekad dan niat bulat buat jauh-jauh dari yang namanya sakit dan penyakit dan mau hidup lebih sehat.

Tahun kemarin, seperti yang pernah saya ceritakan di post-post sebelumnya, Papa saya dipanggil oleh Bapa di Surga dan meninggalkan kami dengan sakit gagal ginjal akibat komplikasi diabetes. Di titik itu, saya sadar banget bahwa yang namanya penyakit itu, membuat sakit semuanya. Ya yang menderita sakitnya, ya yang merawatnya. Saya ingat kata teman saya, "Kalau merawat orang sakit, jangan sampai kamu yang ikutan sakit. Jaga kesehatan!". Ya, itu benar banget lho. Karena yang menjaga dan merawat ibarat tangan dan kaki kedua bagi mereka yang sakit.

Tanpa bermaksud nyambar, saya punya cerita yang bisa dijadikan pengalaman untuk semua. Jadi, ketika Papa pertama kali masuk rumah sakit dan diagnosis gagal ginjal, otomatis saya yang menjaga di rumah sakit (karena Mama saya tidak memungkinkan menjaga Papa, beliau stroke). Untungnya keluarga kami sudah terdaftar di BPJS sehingga semua keperluan, mulai dari pemeriksaan, dokter, kamar hingga obat ditanggung oleh BPJS. Tetapi meski sudah ditanggung oleh BPJS, ada saja satu-dua hal yang mengganjal di hati. Jadi ceritanya di hari ke-dua saya dipanggil oleh administrasi, diberikan copy resep untuk menebus obat. Tak lama kemudian, apoteker memberitahu saya bahwa obat antibiotik Papa lagi habis stoknya. Kemungkinan besok siang baru ready. Okelah.

Besok siangnya, saya kembali ke depo obatnya dan menanyakan obat antibiotiknya. Jawabannya: "Masih kosong Mbak. Besok pagi saja." Saya, sebagai seorang perempuan yang dianugerahi tiga tahi lalat deket bibir, langsung nyerocos. "Lha, gimana, kok bisa diundur-undur gitu, Sus? Lha ini yang sakit gimana kalo obatnya nggak segera dikasih? Saya bisa beli dimana?". Susternya mungkin risih saya nyerocos seperti itu, dia pun menjawab, "Soalnya ini BPJS mbak, obat stoknya nggak ada. Besok pagi deh mbak ke sini lagi."

Saya berpikir 'stok obat yang nggak ada' itu adalah ... ya benar-benar kehabisan, mau cari di manapun nggak ada. Besok paginya saya datang lagi ke depo obatnya dan jawabannya sama. Kesal dong. Saya memikirkan nasib Papa, gimana kalau obat penting begini tidak segera diberikan. Apa nggak malah makin parah sakitnya? Dengan sok taunya, saya menuju ke depo obat umum (bukan untuk BPJS) dan menanyakan obat antibiotik itu. Berapapun saya bayar deh. Bukannya sok kaya, tapi itu adalah saat dimana uang nggak lebih penting daripada nyawa orang yang kita sayangi, bukan?
"Mbak, ada obat xxx (lupa namanya)?"
"Oh, antibiotik ya? Ada, Mbak!"
"LAH! Katanya di depo obat sana, obatnya abis."
"Iya, Mbak, mungkin itu yang buat BPJS yang habis stoknya. Kalo beli umum sih ada, Mbak."
Hmm .. rasanya mau tebalikin meja aja. "Yaudah, itu berapa harganya, Mbak?"
"30 ribu, Mbak, 2 ampul."
RASANYA MAU MISUH SODARA-SODARA. Sekate-kate, 30 ribu doang bikin Papa saya harus nunggu obat penting selama 2 hari.

Saya akhirnya punya pengalaman berharga, bahwa orang awam seperti kita ini rentan kesulitan mencari obat-obatan tertentu (dan rentan dibodohin pula, duh kesel ya!). Boros waktu dan tenaga bahkan bisa sampai berputar-putar keliling kota untuk satu jenis obat saja. Yang paling penting adalah bahwa jika obat itu obat penting, bagaimana dengan nyawa sang pasiennya? Obat penting kok ditunda-tunda :(

Saya akhirnya memahami, kenapa di rumah dulu Papa selalu punya stok obat-obatan lengkap. Memang bukan obat-obatan untuk sakit kronis, tetapi paling tidak obat-obatan saat darurat itu penting ada di setiap rumah dan setiap situasi. Karena bukan masalah harganya, tetapi urgensinya. Kalau sakit perut tengah malam, siapa yang bisa diminta tolong beliin obat, ya kan? Sakit 'kan nggak bisa ditunda ya.

(Baca Juga: Tentang Kebiasaan Minum Air Putih)

Semenjak Papa meninggalkan kami, saya lah yang bagian mengurus segala printilan rumah. Termasuk mengecek obat-obatan darurat. Meski saya bukan tipe orang yang mudah minum obat jika tidak terpaksa, tapi yang namanya P3K seperti plester, obat luka, salep nyeri otot atau koyo mah harus ready terus. Nah, kebetulan saya iseng-iseng kemarin buka Playstore, niatnya mau nyari kalender siklus menstruasi. Eh, kok malah nemu aplikasi android ProSehat.

Setelah dikulik, ternyata aplikasi ini adalah milik Prosehat. Baik dari website maupun apps-nya, kita bisa membeli obat-obatan apapun, termasuk menebus resep obat secara online. Layanan ini cocok banget buat kita yang sibuk bekerja sehingga tidak sempat ke apotek (keburu apoteknya tutup, kitanya baru pulang) atau yang menjaga anggota keluarga sedang sakit sehingga tidak bisa ditinggal-tinggal.



Nah, saya sudah mencoba pesan obat via apps-nya nih. Gampang banget. Jadi kita hanya diminta memasukkan e-mail dan data pribadi, kemudian kita bisa memilih cara pencarian obat yaitu melalui foto resep obat, cari obat&suplemen atau langganan obat.




Karena saya hanya membutuhkan obat-obatan ringan, saya pilih fitur Cari Obat & Suplemen. Kalau tahu nama obat-obatannya, langsung saja ketik namanya. Tapi kalau tidak, bisa ketik kondisi kesehatannya di kolom yang tersedia, misalnya: "Batuk".



Lalu, klik "Beli". Kita akan diberi opsi berapa banyak satuan yang akan dibeli. Lalu kita akan masuk ke dalam Keranjang Belanja yang mana sudah ada total perkiraan biaya yang harus dibayar. Otomatis, tidak perlu menghitung manual. Nanti kita akan dapat e-mail notifikasi dari CS ProSehat dan tinggal transfer biayanya deh. Duduk manis di rumah, obat akan diantarkan :)



Nah, kalau Readers punya resep sendiri yang mau dibeli, bisa menggunakan fitur Foto Resep. Kalau ada obat yang biasa dipakai, bisa juga pakai fitur Langganan Obat, jadi nggak perlu repot pesan-pesan obat lagi setiap bulan.

Saya sudah coba pesan-pesan nih, dan kebetulan dapat vouchernya. Hore! Belanjaan bulan ini berhemat banget. Setelah check-out kita akan dapat e-mail notifikasi konfirmasi pesanan. Kemudian tinggal transfer saja. Kebetulan saya agak kesulitan karena notifikasi konfirmasinya telat hingga 3 hari (kebetulan pesannya kemarin waktu liburan sih hehehe). Kemudian saya kontak CS-nya via Whatsapp (+62 857-7550-0800) and surprisingly ... she's very helpful! Mbak CS-nya bahkan menelepon saya kemudian memberi rekomendasi pengganti obat-obatan yang lagi kosong. Jujur nih, kalau berhubungan dengan CS suatu e-commerce/online shop yang rempong dan galak, mood buat belanja pasti kabur duluan. Nah, kalau CS-nya ProSehat ini ramah kok :)

Oh iya, berhubung saya suka gratisan dan diskon *hahahha semua orang juga gitu kali Wind*, saya kemarin langsung pakai vouchernya untuk belanja via apps. Nah, Readers juga bisa dapat potongan Rp. 50 ribu lho kalau berbelanja via apps-nya. Gunakan kode HEMAT50 sebelum check out. Kalau belanja via apps, kamu juga dapat free ongkir lho~~ :)

Naaah, beberapa waktu yang lalu kiriman paket cinta berupa sekotak P3K dari Prosehat. Begitu dibuka, surprise, semua yang saya butuhin banget! Dibungkus rapi dengan kotak plastik yang handy. Jadi sekarang kalau mau keluar kota saya nggak perlu repot masuk-masukin obat satu per satu ke plastik hahahaha .. Tinggal grab and go ajalah.

Paketan dikemas dalam kotak yang handy banget | Image taken by Winda Carmelita

Isinya P3K komplit, masih ada kain kasa dan kapas yang ngga terfoto | Image taken by Winda Carmelita
Masalah kesehatan jadi concern saya akhir-akhir ini. Saya coba sempatkan untuk olahraga ringan paling tidak seminggu 2 kali, mulai rajin makan buah dan sayur, cut down sugar intake dan kalau makan makanan sampah pasti akan dibalas dengan olahraga sampai berkeringat. Oh iya, sekarang saya jadi suka baca-baca artikel kesehatan seperti yang sering di share di social media ProSehat, supaya mendapat cara hidup sehat, lebih mudah dan hemat. Kalau dipikir-pikir, badan cuma satu, kalau bukan diri sendiri yang menjaga lalu siapa, betul? Sudah ada banyak kemudahan yang tersedia, seperti apps belanja obat atau apps fitness tracker, jadi nggak ada alasan buat menomor duakan kesehatan. Setuju?
(Baca juga: Tentang 10 Komitmen Yang Ingin Dilakukan Setiap Hari)
Update: Ternyata di prosehat.com, ada layanan vaksinasi datang ke rumah lho. Jadi orang tua yang tak sempat ke dokter, bisa menghubungi langsung ke Prosehat. Untuk sekarang, layanan ini hanya tersedia di Jabodetabek ya. Semoga nanti bisa tercover ke seluruh Indonesia :)

Prosehat.com | Image taken by Winda Carmelita

Prosehat.com

Komentar

  1. nikmat sehat itu penting banget. sadar kalau sudah sakit jadi terlambat ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mak, jadi sadar diri untuk jaga kesehatan apalagi musimnya ngga menentu begini

      Hapus
  2. Wiih mudah ya sekarang mau beli obat. Kan ngeri udah sempoyongan harus ke apotik sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. IYa Mak Lusi, kalo udah sakit ngapa-ngapain susah apalagi kudu ke apotik

      Hapus
  3. Olahraga tiap hari, Wind. Semoga kita sll diberi kesehatan, ya.

    Btw, baru tau kalau obat buat bpjs ama umum beda, ya. Hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahahahahk mak idaaah menyenggolku *langsung jogging*. Ada perbedaan sebenarnya di jenis obatnya, tapi mungkin kualitasnya tetap sama

      Hapus
  4. saya juga selalu berusaha sediain stok obat. Apalagi masih ada anak kecil di rumah. Panik kalau tiba-tiba sakit trus obat gak ada

    BalasHapus
  5. kesehatan itu amat mahal mbak.. bahkan dalam doa saya setiap hari meminta kesehatan itu perlu mbak... tapi kadang kitanya manusia yg ngeyel... disuruh hidup sehat malah menyepelekan,,, kalo saya mungki banyak minum air putih aja nih yg kudu sering... tapi keren juga y jaman sekarang gak perlu ke apotek... kmrin 2 kali ke apotek gagal trs cari obat yg dicari hadeehh,,, prosehat boleh juga mbak thx...

    BalasHapus
  6. Wah baru tau ada aplikasi ini, bener banget mbak kesehatan diri dan keluarga itu nomor satu :)

    BalasHapus
  7. BMG shop
    Bagaimana tifs untuk menjaga kesehatan tubuh.? apakah dengan menjaga pola makan yang teratur atau dengan olahraga, apakah kedua-duanya bergantungan.?

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer