Single Mentality: Kamu Bangga Dengan Status Singlemu?

Beberapa waktu yang lalu, pas saya lagi beli nasi goreng di dekat rumah, saya ketemu dengan teman kuliah saya. Kira-kira ada lah 3 tahunan kami gak ketemu, soalnya dia lulus duluan daripada saya dan saya lama gak dengar kabarnya selain setelah lulus dia langsung menikah.

"Lho, Winda! Yo opo kabarmu?" (Gimana kabarmu?)
"Lho! Hee ... Baik, baik. Kamu sama siapa? Dalam rangka apa ke Malang?"
"Iyo, aku pengen berlibur sama bojoku (suamiku), sama anakku juga. Kamu yo opo, Wind? Wis rabi a?" (Kamu gimana, Wind? Sudah menikah?)
"Wahahaha ... Yo belom, ngene-ngene ae kok aku." (Ya belum, gini-gini aja kok aku)
"Halah gapopo. Enak, Wind, sik bisa ngejar karir. Aku wis gak bisa ini, momong anakku 24 jam."
"Woalah ... Tapi 'kan seneng, wis menikah, punya anak. Komplit hidupmu."
"Iyo, sawang-sinawang, Wind. Kamu tetep yo gayane, jian gak berubah dari zaman kuliah. Tetep aktif ae koyo kutu loncat. Bahagia yo, Wind?" 


Pembicaraan yang sebetulnya singkat karena kemudian pesanan saya datang dan saya pamitan pulang. Tapi, sejujurnya masih berbekas sampai sekarang di hati saya. Karena jarang sekali saya mendengar seseorang yang sudah menikah (di usia 'matang' seusia saya ini), berkomentar positif dan menghargai temannya yang masih single! Hahaha .. Iya, rata-rata yang sudah menikah kalau ketemu yang belum menikah, biasanya gak jauh-jauh dari omongan, "Kapan nyusul?", "Jangan lama-lama lho, nanti keburu tua."
 
Single mentality

single, cari jodoh, pernikahan, kapan nikah
Image taken from pexels.com
Kalau ditanya kondisi saat ini, apa saya bahagia dengan kesendirian saya, yaah ... so-so lah. Di satu sisi, saya terbiasa sendiri ngapa-ngapain, jadi saya gak pernah memusingkannya apalagi sampai merasa bahagia-tidak bahagia. Mau sendiri gak sendiri, bakso yang saya makan rasanya juga gitu-gitu aja :))

Tapi, di sisi lain, saya kadang merasa hampa sih. Kalian yang mengenal saya, pasti tau kalau seorang Winda Carmelita itu suka cerita. Apa-apa diceritain. Lihat semut, diceritain. Lihat daun jatuh, diceritain. Apalagi sampai hal-hal seperti melihat dunia dari sudut pandang berbeda, ekstraterrestrial life dan hal-hal filosofis lainnya. Tapi masalahnya, kadang saya bingung mau membahasnya sama siapa. Kalau pun dibahas, apa iya ada yang mau mendengarkan dengan seksama? Ujung-ujungnya sih paling dikomentarin, "Dih, gak penting!". Aku orangnya mudah pundung, jadi kena kalimat kayak gini pasti langsung hatinya kratak-kratak.

Kalau dipikir-pikir dan ditelaah, sebetulnya ada beberapa hal yang membuat seseorang jadi punya single mentality yang begitu kuat, misalnya:
  1. Terbiasa mandiri. Biasanya orang-orang seperti ini banyak belajar tentang kehidupan secara langsung. Jatuh-bangunnya dia merasakan sendiri, sudah banyak pengalaman dan dia merasa gak butuh sosok lain untuk 'mengajarinya' tentang bagaimana hidup seharusnya berjalan.
  2. Belum siap membagi dunianya dengan orang lain. Yeah, saya tipe yang kedua ini.
  3. Masih belum kelar dengan urusan dirinya sendiri. Asyik bekerja, asyik berproses, masih belum kelar mainnya, ada luka batin yang belum sembuh, dsb.
"Kalau masih single di umur segini, 'dosamu' itu seginiiiiii .... "

single, cari jodoh, pernikahan, kapan nikah
Image taken from giphy.com

Sayangnya, kadang orang-orang yang punya alasan seperti ini, dianggap sebagai 'orang buangan' atau sisa. Seperti salah satu video advertorial brand kecantikan ternama yang judulnya "Marriage Market Takeover". Di China, sampai muncul istilah 'leftover woman' alias 'wanita sisa' untuk wanita-wanita yang dianggap sudah berumur dan masih belum menikah. Orang tua mereka mati-matian mencarikan jodoh, sampai mengikuti acara 'pasar pencarian jodoh' supaya sang anak cepat menikah dan tidak dianggap perawan tua. Padahal perempuan-perempuan ini adalah orang-orang yang memiliki karir bagus, punya pencapaian-pencapaian luar biasa dalam hidupnya. Tapi semuanya gak berarti dan sia-sia, karena status mereka yang masih single dan 'sisa'. Kebayang, gimana perasaan para perempuan ini ya. Hidupnya ditakar dari status pernikahannya :(

Personaly, saya bukan orang yang pro ataupun kontra dengan isu menikah muda, menikah tua, menikah sedang-sedang saja. Buat saya, perkara pernikahan, perkara jodoh ini layaknya memilih makanan. Kamu suka, ya dimakan. Gak suka, ya gak usah dimakan. Gak usah sirik kalau kamu doyan gado-gado, sementara orang lain sukanya karedok. Gak usah berdebat sampai keluar urat masalahnya urat sekarang mahal, Rp. 2.000 sebiji itupun kecil banget (iya, ini ngomongin bakso kok!).

Yah, saya sadar banget mungkin saya bisa bicara seperti ini karena keluarga saya gak ada tuntutan yang gimana-gimana. Saya pun jarang mendapat pertanyaan, "Kapan nikah?" karena yang umumnya mereka tanyakan pada saya adalah, "Kapan kamu nyanyi lagi?" *haaah ini juga pertanyaan yang susah dijawab :)). Tapi saya juga sadar kok, kita semua akan mendapatkan pertanyaan ataupun sindiran soal status pernikahan, pada waktunya.

Jadi, kamu bangga dengan status singlemu?

Saya di tengah-tengah aja sih. Gak sedih-sedih amat, dan gak juga bangga-bangga congkak kayak merak dengan status single saya ya.  Mbok ya, bangga buat apa, sedih juga buat apa. Tiap orang punya garis hidup yang beda-beda, beban hidupnya juga beda-beda. Heran juga ya kalau ada yang menakar kebanggaan-ketidakbanggan hidupnya dari status singlenya. Buat saya malah kebanggan-ketidakbangga ini lebih mengarah ke whole-life alias hidup secara utuh.

Eh tapi, di China ada juga sih festival Singles Day, festival khusus buat anak muda di China sana yang bangga dengan status singlenya (yang kemudian jadi hari belanja online shop terbesar di dunia, buat menghibur diri para single ya? Eh tapi memang banyak diskon sih di Singles Day, misalnya di sini).

Saya tetap pada prinsip yang begitu mendasar, bahwa berpasanganlah dan menikahlah karena kamu siap, bukan karena ingin atau takut sendirian :)

Sekarang kalau ada yang bilang, "Buruan nyusul (nikah) gih, Wind?", saya sudah punya jawaban jitu kok. Yaitu,

single, cari jodoh, pernikahan, kapan nikah

"Ketik AMIN, klik LIKE and SHARE ya!"

Komentar

  1. Aamiin hihihi... semoga selalu bahagia ya, Mak Winda.

    BalasHapus
  2. Amin..semoga terus bahagia dan cepat di pertemukan Jodohnya.

    BalasHapus
  3. Hai Mba Winda salam kenal ya. Aku masuk tim single juga nih. Keren juga temennya masih meng-encorage si single soalnya emang jarang ya teman yang begitu. Kalau aku sering dituduh mengejar karir banget, padahal aku PNS yang karir dikejarpun kaga bisa, haha. Salam single kece! :P

    BalasHapus
  4. Saya justru bertemu dengan banyak teman yg tidak menggugat status single saya. Jadi bukan jarang, tapi sering.

    Yang menggugat lebih banyak keluarga

    Dulu,sekarang dah merit..pengen ngomong serupa sama yg belum merit: jalani aja dengan santai dan cari ilmu lebih banyak

    BalasHapus
  5. hahahha kalau ditanya kapan nikah jawab aja 'emang situ mau ngamplopin berapa sih?' :D

    hidup ya sendiri2 aja sih, kadang suka kesel juga sama teman sepantaran yang udah nikah. pas ketemu di acara nikahan temen, doi dengan bangganya (sambil gandeng pasangan) bilang kapan dong nyusul kita. hihhhh... kayak berasa hidup situ udah paling perfek apa? *duh maaf jadi sensi*

    BalasHapus
  6. Tahun ini udah mulai banyak temen pria yang nikah. Agak parno tp ya udah ada yg nentuin.
    Setuju sm pendapat mbak : di tengah2 aja hehe. Good post mbak 😃

    BalasHapus
  7. Aamiin, yakin deh ada waktunya Winda.. gimana pun keadaan kita, single atau double, sing penting hepiiii..

    BalasHapus
  8. DIkantorku posisi manager perempuan terisi dengan perempuan hebat dan masih single, aku melihat mereka happy dan always happy kayak bener2 nikmatin hidupnya banget :)kebanyakan kita lebih baik menyinyir mereka yang status single dengan usia matang padahal ga pernah tahu alasan dari masing2 :)

    BalasHapus
  9. Setuju, dulu, aku pingin menikah muda, sampai pada akhirnya aku sadar, menikah itu bukan karena orang lain, budaya atau di luar diri kita. Menikah itu panggilan, kalau mau nikah yowes nikah, lek gak mau yowes jangan dipaksa cuma gara-gara ditanyain kapan nikah terus. :D

    Tahun ngare amin ya Mbak xD Amin~

    BalasHapus
  10. Dulu tiap ditanya kapan nikah. Iseng saya jawab Mei. May Be Yes May Be Not. Xixixi.

    BalasHapus
  11. tetep ada plus minusnya kok jadi single. Tapi faktanya banyak orang ngaku waktu single pengin punya pasangan, tapi waktu punya pasangan pengin single loh!

    BalasHapus
  12. Jodoh pasti bertemu dan kebahagiaan ada dalam diri kita.
    Kadang lelah juga di tanya kapan rabi tp nikmati aja kalo mmg blm bertemu hodoh nya

    BalasHapus
  13. Karena memang jodoh dan bahagia akan datang di waktu yang tepat :))

    BalasHapus
  14. I feel the same Win. Udah bosen diomongin disuruh nikah lah dengan aneka alasan bla bla... lah nikah itu bukan lifegoal kan? Emang kalau udah resepsi selesai? Booo itu tanggun jawab seumur hidup. Bukan berarti picky juga, ya gimana dong. kalau belum seatle atau klik ya ga bisa dipaksa. Yang bikin bete itu bukan signlenya tapi kalau udah direcokin orang yang terlalu care AH udah malah jadi curcol hahahaha like your post, Win.

    BalasHapus
  15. Sukak sama yg ini ---> Tiap orang punya garis hidup yang beda-beda, beban hidupnya juga beda-beda. Heran juga ya kalau ada yang menakar kebanggaan-ketidakbanggan hidupnya dari status singlenya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer