Selalu Ada Pelangi Sehabis Hujan


Sudah setahun (lebih sebulan, saat postingan ini dipublish) sejak Papa pergi ke surga. Sebelumnya saya gak pernah bisa membayangkan bagaimana kehidupan saya tanpa Papa. Hari itu, 17 November 2015 Papa menghembuskan nafas terakhirnya karena gagal ginjal dan saya gak bisa lagi lihat Papa selamanya :( 

Perlu beberapa bulan untuk mengatasi perasaan dan lebih-lebih kekhawatiran, gimana hidup bisa terus berjalan tanpa Papa. 24 tahun, saya selalu punya guardian angel yang mengawal dan memastikan semuanya berjalan dengan baik. Tiba-tiba perasaan nyaman dan aman itu, putus total.  

Hampir semua teman-teman saya yang kehilangan orang tuanya yang sudah meninggal di usia under 25 tahun, punya kekhawatiran yang sama. Ada seorang teman, laki-laki, sebut saja namanya A. Sebelumnya pekerjaannya sudah cukup mapan dan masa depannya bagus, sampai akhirnya dia menerima kabar Ibunya meninggal di Jawa. Tanpa pikir panjang, A meninggalkan pekerjaannya di Kaltim, pulang ke Jawa karena gak ada yang mengurus adik-adiknya dan ayahnya di sini. Mungkin terdengar ‘bodoh’ bagi sebagian orang. “Kerjaan udah enak, ngapain ditinggal? Jadi pengangguran lagi di Jawa, hidup malah susah.” A bercerita, banyak yang berkomentar demikian. Memang, selepas itu dia harus berjuang mencukupkan segalanya dan sedikit menyesal karena sebelumnya gak punya asuransi jiwa terbaik dan terpercaya Astra Life. Uang mepet banget, butuh cari pemasukan cepat. Meski nelangsa, tapi demi dapur tetap bisa mengepul sembari mencari pekerjaan lain. 

Itu cerita teman saya. Kurang lebih saya juga punya kekhawatiran seperti itu. As you know, Mama saya menderita stroke sudah 18 tahun ini. Untung ada yang bisa cover biaya pengobatan rutin. Kalau gak adaentahlah … karena obat-obatan untuk penderita stroke itu cukup berat. Bisa sejutaan sebulan. Kalau saya yang menanggung sendiri, tentu gak kuat sementara harus bertahan di sini, gak bisa bekerja di luar kota karena gak tega meninggalkan Mama.  



Saya menemukan quote itu di Pinterest dan seolah saya dibangunkan dari rasa kalut berkepanjangan. Sempat setelah meninggalnya Papa, namanya juga orang abis kehilangan dan stres pasca mendemosikan diri sendiri di kantor dengan aneka kasak-kusuk, saya kayak orang hilang arah. Sebulanan. Sampai akhirnya keadaan memaksa saya untuk jadi “kepala rumah tangga”.  

Saya percaya kalau selalu ada pelangi sehabis hujan, seperti lagu rohani yang biasa saya dengarkan. Perlahan-lahan, perasaan kalut mulai bisa diatasi. Saya juga mulai bisa melihat gambaran besarnya dari apa yang saya kerjakan, karir saya. Pada titik inilah saya sangat percaya apa yang dikatakan sama Rene Suhardono about, “Your job is not your career”. Karena karir adalah gambaran besar, bisa jadi dari pekerjaan dimana kita berada sekarang atau dari mana saja.  

Dari menulis, saya kebantu banget buat mendapat penghasilan tambahan sehingga yang terpenting di rumah tetap bisa tersokong, misalnya PDAM dan PLN yang mana harus terus nyala setiap hari :p Nggak perlu sampai jual asset seperti kisah sebelumnya yang saya ceritakan hehehe … karena ternyata dari hobi menulis dan ngeblog, ada yang bisa saya dapatkan, baik secara batin (self-healing) maupun material. 

Buat teman-teman yang sedang kalut, karena berada dalam posisi yang pernah saya alami, don’t give up. Carilah support system atau justru jadilah support system bagi orang lain, memberikan semangat untuk hidup. Memang rasanya gak gampang, dunia rasanya runtuh. Apalagi kala posisi kita belum mapan dengan ada tanggungan yang besar. Tapi kerja keras gak akan mengingkari hasilmukok. Saya terus diingatkan sama banyak orang, bekerja lah dengan bahagia, bekerjalah sekuat tenaga dan bekerjalah ‘dengan benar’. Karena pekerjaan yang tidak dijalani dengan ‘benar’, rejekinya bakal cepet ‘ngilang’. Pekerjaan tidak ‘benar’ itu jangan ngebayangin prostitusi ya! Sesimpel, menjegal pekerjaan orang lain demi hasilnya atau reputasinya untukmu, itu juga gak bener sih … Pun yang harus diingat adalah selalu siapkan dana darurat dan perlindungan diri, semisal asuransi jiwa terbaik dan terpercaya Astra Life, karena kita gak pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. 
“Every clouds has a silver lining” 
Mungkin tahun 2015, bukanlah tahun yang cukup baik buat saya. Kerasa banget tahun 2015 banyak yang terhambat. Tahun 2016 mungkin adalah tahun yang cukup sibuk buat saya. Tapi saya yakin semuanya ini karena doa dari orang-orang terdekat. Tahun 2017, sudah ada beberapa hal menanti di depan mata. Let’s make it happen! ;) 

Komentar

  1. Semoga dimudahkan rejekinya ya, mba. Mama pun juga disehatkan 😊 Yes, asuransi memang penting banget dan ada saatnya sangat dibutuhkan ya

    BalasHapus
  2. Bapakku meninggal waktu aku umur 20. Sempet khawatir siapa yang bakal biayain kuliahku, tapi syukurlah semuanya masih bisa dihandle.
    Bener, kepikiran mau pake asuransi jiwa setelah lihat bapak meninggal. Penting banget deh.

    BalasHapus
  3. Let’s make it happen too! Semoga selalu bahagia dan tegar ya sehingga bukan hanya rejeki saja yang bisa dimudahkan, tapi juga pelajaran hidup yang begitu beragam. :)

    BalasHapus
  4. semoga semua perjuangan mba di bayarkan yah oleh yahun 2017

    BalasHapus
  5. Semoga diberi kemudahan terus, ya, Mbak..
    Tetap semangat....Papa pasti bangga sama Mbak Winda :)

    BalasHapus
  6. yap, kita tak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. kita tak tahu apa yang akan terjadi besok, kita tak tahu apa yang akan terjadi lusa, kita tak tahu apa yang akan terjadi minggu depan atau bulan depan akan gimana, dan asuransi jiwa adalah solusi terbaik..

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer