Belajar Manajemen Waktu Dari Berbelanja

Image taken from pexels.com
Permasalahan hampir semua orang di dunia ini yang nggak berujung adalah urusan waktu. Mungkin saya salah satu orang yang suka mengeluh kalau 24 jam sehari itu kurang. Sebagian besar waktu saya mungkin memang saya habiskan dengan mengetik di depan laptop. Di kantor sudah 8 jam, di rumah masih lanjut lagi. Tapi ya itu sudah pilihan saya sendiri sih, jadi dilarang mengeluh karena mengeluh nggak menyelesaikan pekerjaan :p

Sebetulnya keriwuehan ini muaranya adalah soal mengatur prioritas dan manajemen waktu sih. Pelan-pelan semakin ke sini, saya mulai mengurangi kegiatan yang nggak terlalu perlu atau mengefektifkan dan mengefisiensikan hal-hal yang bisa dilakukan tanpa perlu mengorbankan waktu banyak. Apalagi karena saya bekerja full-time dan mengurus rumah sendiri (walau belum menikah).

Soal efektifitas dan efisiensi waktu ini memang cukup memusingkan pada awalnya. Saya rasa nggak cuma saya yang mengalami ini. Saya yang masih sendiri saja sudah repot bagi waktu buat bekerja, buat rumah dan buat diri sendiri. Apalagi ibu-ibu yang sehari-hari triple rolesnya: jadi Mama, jadi istri, jadi wanita karir.

Selama 3 bulan ini, saya mencoba memperbaiki time management dan menyederhanakan apa-apa yang harus dilakukan. Terutama untuk urusan dapur. Caranya sederhana sebetulnya, tapi lumayan membantu. Barangkali bisa dijadikan referensi yaa buat teman-teman semua.

Image taken from pexels.com

Belanja bulanan secara online


Yang ada di pikiran saya sebelumnya, belanja online itu ya seputar baju, kosmetik atau alat-alat elektronik. Inspirasi belanja bulanan secara online ini saya dapatkan dari kakak saya. Nggak pernah kepikir sebelumnya kalau belanja bulanan secara online bakal memangkas energi dan juga biaya.

Praktisnya, kita hanya perlu memilih barang kebutuhan rumah tangga lalu masukkan ke cart lalu bayar deh. Kebanyakan situs juga menyediakan gratis ongkir untuk minimal pembelian tertentu yang biasanya pasti ketentuan pembelian minimal itu terpenuhi jika kita belanja bulanan karena jumlahnya yang cukup banyak. Jadi hemat di ongkir deh.

Keuntungan lain belanja bulanan secara online  di situs jual beli online terpercaya, selain nggak butuh banyak waktu belanja, gratis ongkir dan nggak perlu bawa belanjaan berat-berat, adalah harga barangnya seringkali lebih miring daripada harga normal di swalayan. Seringkali harganya diskon dan selisihnya sekitar Rp5.000-Rp10.000-an. Lumayan banget!

Memang tidak semua barang bisa dibeli secara online. Tapi hampir 80 persen belanjaan bulanan bisa dibeli online kok. Sisanya bisa dicicil belinya kalau kebetulan ke swalayan.

Belanja sore atau malam hari

Setelah membanding-bandingkan, belanja sore atau malam hari itu lebih efektif daripada pagi hari. Biasanya pagi hari itu waktunya serba terburu-buru dikejar jadwal dan aktivitas lain. Belum lagi kalau bangunnya kesiangan, belum belanja ... Pasti riweuh. Tambahan: sudah telat bangun, telat belanja, sampai di pasar barang yang dicari sudah habis ... Duh ~

Menghindari case-case seperti ini, sudah 2 minggu ini saya selalu belanja sore atau malam hari. Sambil pulang kantor, saya lewat pasar tradisional sekalian berbelanja. Cara ini cukup efektif bagi saya, karena cuci-cuci dan potong-potong sayurnya bisa dilakukan di malam hari sehingga pagi hari waktu memasak lebih singkat. Urusan potong-memotong sayuran ini 'kan sebetulnya yang paling menghabiskan waktu. Wong meraciknya aja paling cuma 5-10 menit :')

Kalau di langganan pasar saya, sayur-mayur justru reloadnya saat sore hari. Jadi lebih segar deh.

Menyetok bahan makanan

Daripada beli eceran atau ketengan, lebih baik menyetok bahan makanan yang bisa awet dalam waktu cukup lama. Misalnya: telur, tepung terigu, rempah-rempah dan susu. Bahan-bahan ini selalu ada di kulkas. Sosis, nugget atau makanan kalengan juga bisa disimpan kalau-kalau mendesak nggak sempat masak dan bisa jadi bahan campuran makanan. Karena sedang mengurangi makanan daging-dagingan, saya jarang sih makan-makanan siap saji seperti ini, walaupun tetap menyetok di rumah.

Selain itu, di hari Minggu kalau tidak ada hal yang harus dikerjakan, saya pasti masak 'besar'. Lauk yang bisa disimpan sampai 2-3 hari di kulkas. Misalnya: tempe-tahu bacem, ayam bumbu atau lauk-lauk kering. Tinggal digoreng sebentar dan bisa langsung disajikan. Menghemat waktu banget meski harus 'repot' di depan. Nggak apa-apa, repotnya sehari aja kok ~

Ya memang kok, salah satu faktor yang memicu stres adalah tentang mengatur dan memprioritaskan waktu. Saya memang bukan ahlinya soal time management. Tapi sejauh ini, 3 cara di atas cukup membantu saya menjalani aktivitas sehari-hari. Setidaknya mengurangi beban pikiran sehingga bisa lebih produktif.

Buat teman-teman, punya cara lain nggak buat mengatur dan mengefisiensikan waktu?

Komentar

  1. dengan perubahan pola makanmu, pola belanja berubah juga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemarin sempet berubah Mbak, soalnya aku nggak ada celah buat jajan kalo gak sempet masak. Jadinya semua bahan harus ready malam sebelumnya. Sekarang? Boro-boro ~~ Yuk ayam telur asin lagi :))

      Hapus
  2. aku juga sampai sekarang masih susah banget ngatur waktu. pulang kerja rasanya capek banget sampai malas ngapa-ngapain padahal harusnya nyiapin makan malam. heu

    BalasHapus
  3. Setuju Mba, saya lebih sering olshop nih tapi kalau bahan masakan masih ke warung tetangga dan tukang sayur;) tfs

    BalasHapus
  4. Di dekat kontrakan saya ada pasar pagi ada pasar induk. Kalau pasar pagi ya jualannya pagi doang, kalau pasar induk sama seperti pasar langganannya kak Winda, reloadnya sore dan malam hari. Banyak orang-orang yg punya usaha makanan beli bahan-bahannya malam-malam.
    Iya ya Kak, kita harus pandai-pandai mengatur waktu...

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer