Tetap Menulis (Tanpa Tekanan, Meski Tulisanmu 'Tidak Laku')


Beberapa waktu yang lalu, saya iseng-iseng merapikan label-label di blog ini. Belum sepenuhnya selesai, karena ternyata tulisan saya sungguh unorganized dari segi label maupun judul.

Dari sekian banyak label yang berantakan, saya membereskan label "AfterLunchMusic" duluan, karena saya pikir tulisan di label ini sedikit. Jadi gak banyak menyita waktu. Ketika saya klik labelnya dan lihat tulisan-tulisan saya tentang musik ini dari dashboard Blogger, saya amazing sendiri. Ternyata, postingan-postingan di segmen ini ada ... yang baca! Bahkan sampai puluhan ribu, gila coba nggak.

Keheranan saya sebetulnya karena tulisan-tulisan soal musik, jarang sekali saya promokan di grup-grup komunitas blogger. Sekedar hanya untuk tulisan senang-senang saja, supaya saya selalu ingat ada satu sisi dari hidup yang bikin saya selalu bahagia, yaitu mendengarkan musik. Alasan kenapa jarang mempromosikan tulisan soal musik, karena: 1) Saya hanya penikmat musik yang pengetahuan musiknya masih sederhana; 2) Di komunitas blogger, tulisan yang seperti ini jarang 'dimakan'; 3) Jangan percaya apa yang dikatakan Winda :))

Satu tahun yang lalu, saya cukup sering berburu berbagai job menulis atau pun buzzer di blog. Beberapa job yang meminta saya langsung mengepost artikel yang sudah disediakan pun, saya jabanin. Padahal, artikel-artikel titipan itu, tidak semuanya sesuai dengan persona saya.

Saya pun jadi minder, karena saat itu saya merasa blog saya nggak punya niche yang jelas. Istilahnya, blog gado-gado. Lingkaran komunitas yang saya ikuti, lebih banyak menulis di blog parenting, beauty dan traveling.

Sebagai orang yang bergelut di media lifestyle perempuan, tema parenting dan beauty sangat akrab buat saya. Parenting, saya mungkin memang bisa menulisnya tapi saya belum punya anak, jadi tidak ada roh yang benar-benar bangkit untuk menceritakan dan menemukan masalah serta solusi-solusinya. Beauty, saya suka berdandan dan pernak-pernik skincare, tapi tidak setiap hari saya menggelutinya dan bukan enthusiast. Traveling, jarang pergi jalan-jalan.

Hal yang saya sukai adalah memasak, menulis remehan soal pekerjaan dan mengatur keuangan sebagai seorang single dan menulis rerasan tentang musik. Apa mungkin saya kurang gaul ya, sehingga saya jarang menemui tema-tema ini menarik dan seksi di mata pengiklan hahahaha ...

Padahal, kalau boleh jujur, menulis pendapat soal musik yang saya dengarkan, atau menulis soal playlist-playlist yang saya buat di layanan musik streaming itu, menyenangkan. Mengakomodir keinginan saya menjadi seorang MD yang tidak kesampaian.*lha jadi pramugari gak kesampaian, jadi MD pun gak kesampaian ... Masyallah your vision is kedhuwuren Win :))

Di situlah saya merasa sangat jujur dengan pilihan-pilihan dan selera saya. I don't fckving care, ini tulisan bakal banyak yang baca atau tidak, playlistnya bakal banyak yang memutar atau tidak, dianggap selera murahan atau seperti apa. Saya menulis karena saya suka, saya menulis tanpa beban, saya menulis karena saya pengen 'mengomel' saja, saya menuliskan hal yang saya ingin orang lain tahu tentang saya yang sebenarnya. Semudah itu.
 
Hingga akhirnya, saya pun berpikir, ini blog bukan portal berita. Tempat saya menuliskan pemikiran, hasil karya hingga tulisan-tulisan harapan saya. Saya ingin pergi ke sana, ke situ; saya suka ini, suka itu; hal-hal yang sama imani dan amini. Begitu pula berlaku dengan social media assets yang saya miliki.




Kembali lagi ke pembahasan awal. Saat saya membuka kembali dashboard blog dan menemukan tulisan-tulisan lepehan soal musik, yang jarang saya promokan di komunitas blog, ternyata masih ada yang mau membaca, inilah momennya. Momen di mana saya merasa tetap harus menulis, tanpa tekanan, tanpa merasa ingin menjadi seperti si A, B, C, dst yang sukses menjadi blogger niche tertentu.

Jika mereka sukses menjadi blogger niche tertentu, tentulah saya percaya there was blood, sweat and tears behind their success. Usaha setiap orang berbeda-beda. Dan menjadikannya 'besar', bukanlah hal yang mudah. Dan ini bukan hanya untuk urusan ngeblog sih, urusan pekerjaan, kehidupan ... apapun lah!

Pun  menanggapi tulisan ini. Jika teman-teman yang membaca tulisan ini merasa tidak cocok dengan pola pikir saya, it's okay. Bisa jadi, saya pun tidak menyetujui apa yang 'diimani' teman-teman. Mengutip pernyataan Voltaire: "I disapprove of what you say, but will defend to the death your right to say it."

Entah itu mencari rezeki dari blog atau tidak, satu hal yang ingin saya sampaikan adalah "Tetaplah menulis." Meski tidak ada yang membacanya. Meski kelihatannya tulisanmu tidak laku. Karena menulis itu membuat kita waras lahir batin. Dan juga, tetaplah jujur pada dirimu sendiri :)

Saya jadi ingat, beberapa waktu yang lalu ada teman yang bilang, "Sekarang baca blog isinya sponsored post semua. Gak ada cerita kehidupannya." Uhmmm, kangen juga sih membaca blog yang isinya masih seperti diary. I write about my daily life under tag "A Slice of My Life" and my journal, here.

Please be note: saya tetap bersedia berkolaborasi, but please take a look to this first > DISCLAIMER

*) Image taken from pexels.com

Komentar

  1. setuju, bahkan dalam semua hal idealnya dilakukan tanpa tekanan, dan itu erat kaitannya dengan apa yang akan kita tulis di blog, dalam hal ini salah satunya ke niche, apakah nantinya niche tertentu atau gado2 tidak masalah asalkan kita menulis apa yang kita senangi.

    Asalkan kita on the track dalam hal "bagaimana agar tulisan kita di blog bisa dan mudah diakses di internet, eg SEO" gak perlu lagi mikirin tentang niche, karena setiap niche pasti punya segmen pembaca tersendiri.

    Semangat menulis :)

    BalasHapus
  2. Aku setuju, Mbak. Justru di jaman yang sekarang blogger udah banyak gini, kita harus kelihatan beda biar kelihatan menonjol. Cuma itu dia yang paling susah dari membentuk personal branding :D

    BalasHapus
  3. Setuju mbak, aku pun sebenernya suka nulis tentang komedi yang receh-receh gitu, feel free aja rasanya, emang beneran aku banget kalo nulis gituan. Kayaknya bakalan mau bikin blog khusus juga nantinya..
    Yah.. walopun kadang yang baca suka salah tangkap dan menganggap bahwa tulisanku nggak dewasa, berujung yang di nasehati nggak boleh gini nggak boleh gitu. Pada serius-serius amat sih nanggepinnya :))

    BalasHapus
  4. Sangat setuju banget (udah sangat, pakai banget pula hehehe) dengan tulisan ini.

    Kalau saya pribadi, pernah merasa minder dengan blog-blog kece teman-teman.
    Yang isinya profesional.

    Sedang saya, kebanyakan isinya curhat hahaha.

    Tapi saya sungguh suprise, ada banyak curhatan remeh saya yang justru lebih banyak pembacanya dan ga pernah kabur dari popular post hehehe.

    Selain itu, saya rasa semua profesi itu sama, hanya kenyamanan lah yang bikin orang bisa berkreasi dengan hasil yang maksimal.

    Mengenal dan jadi diri sendiri itu jauh lebih baik, toh juga suatu saat blog kita bakal ditemukan oleh pembacanya sendiri 😊

    BalasHapus
  5. Salam kenal dari Bunda. Bunda juga sejak tahun 2009 menulis sesuatu di blog yang tanpa Niche sekenanya aja, maksudnya apa yang ada dipikiran, ya tulis aja, tanpa berpikir panjang apakah nanti akan dibaca orang atau tidak. Santai dan terus melaju saja. Disamping itu kita sambil belajar juga tentang bagaimana menulis kontent yang baik dan menarik. Membaca judulnya serasa bunda mendapat teman sejati nih, hehe...

    BalasHapus
  6. Pokoknya nulis, buat update blog meski mungkin saja tulisannya jarang yang nyari :D

    BalasHapus
  7. Rasanya setiap blogger perlu menjadi diri sendiri, just be your self dalam menulis. Saya perhatikan tulisan organik seperti pengalaman pribadi maupun hal yang terkesan remeh temeh justru banyak disukai pembaca :)

    BalasHapus
  8. Aku jg rindu baca-baca blog zaman old ttg keseharian, pengalaman hidup seseorang, ulasan pertandingan bola, musik fave, cowo2 ganteng idola..haha..sesuatu yg ringan dan lucu

    BalasHapus
  9. Setahun kemarin, aku bener-bener ngoyo nulis demi naikin pv dan da/pa. Setelah merenung karena kelelahan dan bosan, tahun ini aku lebih santai. Nulis seminggu sekali dengan tema yang -terserah gue-. Dan sekarang aku lebih mencintai blogku, hehehe

    BalasHapus
  10. Dari dulu, saya selalu menganggap blog yang saya punya adalah diary. Ya sama alasannya, biar gak stress saat menulisnya :)

    BalasHapus
  11. "Sekarang baca blog isinya sponsored post semua. Gak ada cerita kehidupannya".

    Ini bener banget mbak, saya doyan baca blog orang dri 2012an dan jaman itu tuh hampir gak pernah liat sponsored post, rata2 tulisannya apa adanya. Kalo sekarang tiap jalan ke blog orang pasti kebanyakan sponsored post, jadi bosen juga, kangen blog jaman dulu.

    BalasHapus
  12. Couldn't agree more upon this.

    BalasHapus
  13. Bener, aku suka bete kalau masuk blog judulnya 10 tips anu & itu, 20 hal ini harus kamu lakukan kalau pengin waras dll. Padahal blogku sendiri byk yg isinya list juga sih wkwkwwkk. Tapi senggaknya dapatnya dr pengalaman pribadi bukan googling. Sekian tahun aku ngeblog, baru 2 placement article yg kuterima. Bukannya aku nggak butuh duit. Butuh banget biar bisa ootd tiap hari kyk orang2, tapi itu bikin tekanan batin kalau ada yg baca krn aku tau itu bukan aku yg nulis. Masih mending guest post, nah ini entah siapa yg nulis. Akupun tak semua ku share kok krn udah sadar diri aja kalau artikel nguwel2 kain sisa itu nggak banyak yg suka.

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer