Sekilas #Soundrenaline2018: Ternyata Stamina Masih Sangat Prima Kesombongan di Masa Muda Yang Indah


*Judulnya masyaallah, tolong jangan dihujat ya bingung mau ngasih judul apa monoton euy :))

Tanggal sudah diumumkan, line up satu per satu muncul, itu tandanya harus segera menyiapkan dana dan cuti untuk buwuhan Soundrenaline 2018. Memang, bagi sebagian orang event musik tahunan ini terasa "halah" karena memang line up musisi lokalnya memang tak terlalu istimewa. Tapi, bagi saya, Soundrenaline dan Bali adalah salah satu cara untuk bersenang-senang tahunan karena dua hal ini adalah "liburan" yang sebenar-benarnya bagi saya.

Long short story, akhirnya saya berangkat juga tanggal 8-9 September 2018 kemarin, dengan menempuh jalur darat. Sialnya, jebakan macet perjalanan dari Malang ke Jimbaran itu luar biasa menghabiskan waktu dan tenaga. Harusnya perjalanan darat bisa ditempuh hanya dengan 12-14 jam. Karena ada kontainer terguling dan Bali yang macetnya ampun-ampunan (ada 2 event besar kemarin yaitu Bali Marathon dan Soundrenaline, plus long weekend), akhirnya berangkat dari Malang hari Jumat jam 19.00, sampai di hotel hari Sabtu jam 14.00 WITA. Warbiyasa~ Aku lapaaaarrrhhhhggghhh~

Sebelum berangkat, saya, Mbak Nana dan seorang teman sudah bikin daftar band-band mana yang mau kami tonton. Maklum, tahun ini stage-nya makin banyak ketimbang Soundrenaline 2017 yang lalu hanya empat stage. Ada enam stage di tahun ini, cukup banget lah kalau mau stage hopping.

Yang terutama dan tentu yang jadi incaran rata-rata orang yang menghadiri event ini ya memang Limp Bizkit. Kemudian ada line up surprise yang diumumkan H -3 sebelum acara berlangsung yaitu Red Jumpsuit Apparatus. Yang menarik tahun ini banyak artis-artis Asia Tenggara juga lho, seperti Zee Avi dari Malaysia, Phum Viphurit dari Thailand, Rivermaya dari Filipina, dll.

Day 1: Sabtu, 8 September 2018

Endank Soekamti

"Mashoook Pak Eko" gitu katanya | Image taken by Winda Carmelita
Endank Soekamti jadi band pertama yang saya tonton dalam gelaran Soundrenaline 2018. Seperti biasa, Eric selalu bisa attract penonton dengan caranya yang ajaib dan serasa sangat dekat dengan penontonnya. Ya ini memang jadi kelebihan band dari Jogja ini.

Tony Q Rastafara

Om Tony makin tua makin seger deh | Image taken by Winda Carmelita
Dari Endank Soekamti di A Stage, saya beranjak menuju ke Platinum Stage, di mana Tony Q Rastafara main. Sebetulnya reggae bukan musik saya, tapi ... ini Tony Q! Wajah-wajah sumringah ikut nyanyi dengan sebebas-bebasnya "Don't worry ... uye ..." Meski cukup minimalis, Tony Q memang gak bisa dilawan ya kharismanya!

Zat Kimia

Cukup menarik lho Zat Kimia ini | Image taken by Winda Carmelita
Zat Kimia adalah salah satu line up yang pengen saya tonton live-nya, karena selama ini hanya dengerin mereka di Spotify. Di luar dugaan ternyata banyak juga ya yang sudah hafal sama lagu-lagunya. Dua cewek di depan saya, melompat dan mengikuti dengan semangat banget. Saya cuma mengangguk-angguk, soalnya nggak hafal sama sekali hehehe .. Sepertinya kalau di lokalan Bali, Zat Kimia sudah cukup punya fanbase.

Bali Project

Kolosal ! | Image taken by Winda Carmelita
Sebetulnya Bali Project bukan jadi penampil yang secara khusus ingin saya tonton. Tapi kebetulan lagi istirahat saja dari F&B area, duduk di A Stage. Ternyata justru jadi penampil yang luar biasa bikin merinding. Kolosal! Ini hasil kolaborasi dengan seniman-seniman Bali. Nggak salah memang kalau ditampilkan di panggung tengah. Yang awalnya duduk manis, pada merangsek ke depan demi menonton penampilan spesial ini.

Seringai



Salah satu yang saya nant-nantikan tanpa bosan-bosannya! Mungkin setiap tahunnya saya pasti tonton Seringai tuh, mau manggung di Malang atau pun Bali. Tapi kali ini lebih spesial karena mereka baru keluarin album "Seperti Api". Lima atau enam lagu dimainkan, semuanya powerful! Sekali seumur hidup, kalian harus pernah merasakan berada di tengah para Serigala Militia sambil meneriakkan "Individu, Individu Merdeka!" and your life won't be the same, trust me!

The Adams

Sepertinya mereka lupa cara menjadi 'tua' :)) | Image taken by Winda Carmelita
Selain Seringai, The Adams tentu jadi alasan saya tidak beranjak dari Platinum Stage. Tapi secara personal saya kurang puas sih sama penampilan mereka tahun ini, dibandingkan tahun kemarin. Ada 2 lagu baru yang dinyanyikan. Emosi penonton yang awalnya sudah naik, langsung ngedrop pas 2 lagu baru itu. Nggak bisa ikutan nyanyi soalnya hahahaha ... Kemudian mereka kurang efektif memanfaatkan waktu yang terbatas. Tapi tentu saja pendapat ini sangat personal ya. Bagi saya pengalaman nyanyiin Konservatif, Selamat Pagi Juwita dan Halo Beni rame-rame bareng ratusan orang itu tetap tidak tergantikan kok ;)

Baca Juga: Kita Semakin Menua, The Adams Tetap Muda

The Upstairs

Fast-rewind ke masa SMA | Image taken by Winda Carmelita
Panggung thunderdorm adalah panggung yang unik, yang cuma ada tahun ini. Di dalamnya, personel The Upstairs meliuk-liuk sambil meneriakkan, "Aku di Matramaaaan ~ Kau di kota Kembaaaaang~" Hmmm, berasa balik ke zaman SMA :"D

Sayangnya pas penampilan The Upstairs ini soundnya kok kurang megang ya. Saya berdiri di dekat FOH Platinum Stage, yang mana suaranya mendem semendem-mendemnya. Ketika muter di dekat area Expression Project, justru di situ suaranya kencang banget. Lah, apa saya salah posisi ya? Tapi di area Expression Project itu malah sepi orang. Entahlah :))

Sheila on 7

Cuma dapat foto begini karena terlalu fokus ikutan sing along dan kepanasan | Image taken by Winda Carmelita
Pamungkas yang tak pernah gagal! Yes, Sheila on 7 ini berhasil mengumpulkan orang-orang dari berbagai penjuru untuk berkumpul di stage tengah, meski baru mulai jam 00:30. Nggak ada lagu yang nggak dinyanyikan bersama-sama. Sheila on 7 masih membuktikan bahwa mereka bertaji, meski setiap tahun dan setiap bulannya diundang di berbagai acara di kota-kota di Indonesia. 

Day 2: Minggu, 9 September 2018

Kelompok Penerbang Roket

Mengejar Mas Coki, judulnya | Image taken by Winda Carmelita
Ini nih band yang bikin saya lari-larian dari pintu masuk ke Platinum Stage. Bukan pengalaman pertama menonton KPR, tetapi selalu bisa terbius. Coki, Rey dan Viki ini minum apa ya kok staminanya kayak prima terus? Liar dan mencabik!

Pee Wee Gaskins

Menyeruak di antara kerumunan para Party Dorks | Image taken by Winda Carmelita
Salah satu alasan mengapa saya berangkat ke Soundrenaline adalah pengen nonton Pee Wee Gaskins. Sesuatu yang secara impulsif mendesak dari dalam hati, semenjak mendengarkan album Salute to 90's. Berada di tengah crowd para Party Dorks, sebelumnya nggak pernah ada di bayangan saya.
Di acara kemarin, setlist Pee Wee Gaskins 70 persennya berasal dari album Salute to 90's. Sayangnya, Pop Kinetik nggak dibawakan *sedih.

Kemudian ada bonus, di lagu terakhir, bassist digantikan oleh guest star seorang cewek *saya lupa namanya siapa dan Sansan turun ke crowd bawa kamera. Udahlah itu liar banget, tapi seru. Sansan sampai diangkat-angkat segala sama crowd. Sebuah pembuktian bahwa PWG memang melebur dengan fans-fansnya.

Baca Juga: Salute to 90's: Cara Pee Wee Gaskins Mengajak Generasi Sandwich Berpesta Mengembalikan Energi

Shaggy Dog

Yo, mari kembali lagi ke lantai dansa! | Image taken by Winda Carmelita


Shaggy Dog, satu dari sekian band Indonesia yang punya banyak fans militan. Itulah alasan saya lebih memilih ke stage ini ketimbang melipir di stage-stage lainnya. Selama 45 menit-an, Shaggy Dog sukses membuat crowd sing a long dan berkeringat. Mau lagu lama, lagu baru, semuanya mampu membuat penonton bergoyang. Sebetulnya sih musik Shaggy Dog bukanlah musik yang ada di 'gelas' saya, tapi ... ini Shaggy Dog gitu! Begitu lagu Ambilkan Gelas dimainkan, mau anak metal, anak reggae, anak jazz semuanya juga ikutan goyang! 😂

Elephant Kind

Beat the ordinary, Guys, just beat it! | Image taken by Winda Carmelita
Elephant Kind, sebuah nama yang selalu menjanjikan penampilan yang "nggak biasa" di setiap performancenya. Kali kemarin, masih di panggung Platinum Stage, Elephant Kind sedikit bermain teaterikal dengan membawa instalasi berupa tiga kotak, yang disorot dengan lampu bergantian, menampilan siluet personelnya. Bikin suasana magis dan berbeda dari performer-performer sebelumnya.

Kimokal feat Bam Mastro

Slaaaay~ | Image taken by Winda Carmelita

Gagal merangsek ke amphiteater, saya pun memutuskan mengganti kekecewaan tidak bisa nonton Kimokal dengan nonton kolaborasi Kimo, Kalulla dengan Bam Mastro (Elephant Kind) di Thunderdome. Sekalian memuaskan rasa penasaran saya terhadap soundnya Thunderdorm yang kemarin mendem pas nonton The Upstairs.

Penampilan featuring ini hanya dua lagu saja. Mereka membawakan Billie Jean-nya Michael Jackson dan ... satunya saya lupa. Duh apa ya, padahal ikutan nyanyi... Haiiish 😖Overall sih, tidak sespektakuler yang saya bayangkan, tapi bukan berarti jelek.

Maliq & D'essentials

Nah, nonton Maliq & D' Essentials ini sama sekali nggak masuk dalam agenda saya. Tapi semuanya berubah, ketika melihat kenyataan di lapangan bahwa orang-orang yang mau nonton Limp Bizkit udah pada nge-dim tempat di A stage, bahkan dua-tiga penampil sebelumnya. Itu lapangan sudah penuh sesak. Saya sampai pegangan terus sama teman saya, Dana, dalam usaha pencarian temen-temen Malang yang sudah duluan di lokasi.

Sebuah keberuntungan sih buat penampil yang main sebelum artis yang punya massa banyak, karena orang-orang pasti akan ngedim tempat jauh sebelum artis favoritnya main. Dampaknya tentu saja, artis yang main sebelumnya 'kebagian' massa juga. Seperti Maliq & D'Essentials ini. Tapi Maliq & D'Essentials ini juga keren lho. Mereka mengubah hampir sebagian besar arransemen lagunya jadi lebih up beat, memancing adrenalin banget! Stage act-nya Indah dan Angga ini nggak ngebosenin. Semacam mereka tahu dengan siapa mereka berhadapan di venue kali ini.

Sekian tahun semenjak saya terakhir nonton Maliq & D'Essentials di acara kampus and mereka semakin 'besar'! Two thumbs up!

Limp Bizkit

Hanya ada foto ini, saat crew lagi set up. Setelahnya .. AMBYAAR | Image taken by Winda Carmelita
 Yang terakhir, meski bukan yang paling terakhir yang dinanti-nantikan hampir 95 persen umat yang hadir di Soundrenaline 2018. This is Limp Bizkit!

Saya besar bukan dengan musik mereka, tetapi saya tentu saja tidak asing dengan mereka. Sebuah kegilaan kecil tahun ini ya tentu saja menonton Limp Bizkit, bermoshing ria dan berbagi peluh dengan ribuan penonton yang hadir malam itu. Hampir 1 jam, kami berteriak, menyanyi, melompat seperti lupa dengan beban-benan orang dewasa. Berasa kembali remaja ~

Baca selengkapnya di post Mbak Nana yang ini ya, tentang penampilan Limp Bizkit di Soundrenaline 2018 (dan kami yang ditabrakin bule-bule moshing hauhauhauhauhua)

Diskopantera

Menghabiskan energi terakhir bersama Diskopantera. Foto ngeblur adalah mandatory :)) | Image taken by Winda Carmelita
Pesta belum selesai, selama masih ada Diskopantera! Sulit mendeskripsikan kemeriahan setiap stage yang dibawa oleh Diskopantera. Meski sudah lemas tak karuan setelah nonton Limp Bizkit, nyatanya saya dan seorang teman, Galih, tetap on fire tuh saat lagu-lagu 90an diremix oleh Diskopantera! Lupa capek padahal belum makan juga dari siang.

Terima kasih sebungkus nasi babi guling Bu Ella yang menyelamatkan perut setelah hampir 20 jam :))

Tahun lalu dan tahun ini

Baca cerita saya di Soundrenaline 2017, di sini.


Ingatan saya begitu pendek, jadi nggak bisa merangkum detil semua yang saya tonton. Hehehe. Masih ada Dipha Barus, Phum Viphurit, dll. Nggak kefoto dan nggak inget detilnya :')

Overall, Soundrenaline 2018 ini seru. Tahun ini saya punya waktu buat nyobain beberapa instalasi yang dibangun khusus. Salah satunya adalah Expressions Project. Jadi ini berupa bilik-bilik instalasi karya seniman-seniman dari Asia Tenggara. Kemudian menuliskan wishlist siapa artis tahun depan yang diharapkan diundang oleh Soundrenaline.

Tahun depan, amin!
Tapi dibandingkan tahun lalu, tahun ini lebih banyak nama-nama musisi baru. Mungkin ini jadi poin plus, tapi mungkin juga jadi kurang gregetnya. Kalau tahun lalu ada penampilan kolaborasi Kikan dengan Scaller dan juga / RIF. Di 2018 ini barangkali nama Sheila on 7, Burgerkill dan Padi Reborn yang jadi penanda musisi-musisi 'cukup' lawasnya.

Tahun ini juga nggak ada HMGNC, Neonomora, NAIF dan Rock N Roll Mafia. Aduh sedih itu nggak ada NAIF dan Rock N Roll Mafia :(((



Oh iya, tahun ini stagenya lebih banyak, ada 6 stage. Sayangnya saya nggak bisa sama sekali nonton yang di Slim Refined Stage (amphiteater) karena ramenya luar biasa. Mau nonton ERK nggak bisa sama sekali, antrian mengular. Pengalaman dari tahun lalu sih, biasanya orang-orang yang sudah duduk di amphiteater, sudah malas disuruh keluar. Jadinya memang flow pergantian penonton sih nggak bakal terjadi. Mana sebelum ERK itu Sisitipsi, pastilah yang nonton sudah membludak duluan. Ya ndak papa lah ya, ERK toh sering mampir ke Malang :')

Tapi tahun ini terasa lebih tertata, lebih rapi. Penukaran tiket juga nggak seribet tahun lalu yang bikin saya dan teman saya, Angga, ngowoh sejam lebih karena sistem penukaran tiket yang bermasalah.  Tahun ini juga kerjasama dengan Gojek, jadi kita yang berhenti di depan gerbang GWK bisa dapat shuttle Gojek gratis. Nice!

Soal F&B Area, tahun ini lebih banyak. Lebih beragam. Trus ternyata di dalam GWK sekarang ada Starbucks. Sepertinya setelah GWK komplit dibangun, banyak yang berubah ya. Kita juga bisa beli makanan bebas aja pakai uang tunai, nggak perlu pakai e-money (tahun lalu aturannya pakai e-money trus ternyata dibatalin hahahhaha entah kenapa).

Rangkuman Soundrenaline day 1 dan day 2, dikemas apik oleh Banana dalam 2 video ini. Selamat menonton!





Seperti biasa, kalau ke acara seperti ini yaaa kita akan bertemu wajah "kon maneh, kon maneh."

Hari pertama masih terkontrol | Image taken by Winda Carmelita

Pasukan berani nyrondolan Limp Bizkit | Image taken by ... by siapa ya ini :)) Mas Otong kayaknya
Akhirnya, dua hari berpeluh dan berjingkrak-jingkrak selesai sudah. Kembalilah kami ke kehidupan sebenarnya, menerima telepon dan komplien klien, demam, diare, tekanan darah anjlok, kursi dan layar laptop ... mencari secercah berlian untuk ... dihabiskan lagi di acara-acara seperti ini! Hahahha ..

Akhir kata: CHEERS!

Minum dolooo ~

Komentar

  1. Wiind, aku baru tahu ada acara tahunan semacam ini. Beberapa band yang tampil ada yang aku suka, seperti Sheila on 7 tentunya. Hahaha.

    Maksud dari 6 stage itu dalam satu lokasi ada 6 panggung? Atau gimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Idaaah, ini sejak tahun 2002 lho, sampai sekarang. Super konsisten :D
      Ayo lho nonton, jumpa tahun depan di Bali ;)

      Iya, dalam satu venue GWK ada 6 panggung berbeda, kalau pas jadwal band yang ini mepet sama yg onoh, ya lari-larian deh menuju ke panggung yg berbeda

      Hapus
  2. Wiiiih fotonya bagus-bagus banget mbak. Sukaaa!!! Terakhir nonton soundrenaline pas di prambanan dan itu udah pas zaman kuliah. Huhuhu lama banget yaaa. Saat ini sudah punya anak jadi jarang banget dateng ke gigs. Senengnya soundrenaline tuh dalam satu event kita bisa nonton beragam musisi. Yang mbak sebutin tadi, yaampuuun aku kangen The Upstairs iiih....

    Moga-moga next time bisa nonton deh, pengen ngerasain joged2 juga euy, tapi masih kuat enggak ya? Hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Mbak Yosaaaa. Modal HP Siomaaayy dan ngotot maju ke depan nih hahahhaa .. Soundrenaline Prambanan itu 2008 ya kalo gak salah?

      Hapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer