Learning to Love Yourself is The Greatest Love of All

pink bougenville
Image taken from pexels.com/Marco Antonio Victorino

Semakin bertambah usia, aku baru menyadari bahwa kita akan dihadapkan dengan hal-hal yang kadang tak bisa kita cerna dengan akal sehat. Tapi hal itu terjadi. 

Kehilangan. Kehilangan ada karena kita (pernah) memilikinya. Kehilangan uang, handphone, barang ... Dulunya kata 'kehilangan' yang kuketahui hanyalah berkisar pada kebendaan. 

Beranjak dewasa, kehilangan akhirnya berkaitan erat dengan hal yang lebih besar, yaitu kehilangan orang yang kusayangi. Nenekku, Papaku, kerabat-kerabatku. Pun mereka yang sempat singgah di hati tapi memutuskan untuk pergi atau tanpa kami sadari tiba-tiba saja hubungan kami hambar tanpa kabar. 

Tapi, ada satu lagi kehilangan yang ternyata baru kukenal, dan sialnya, sedang kualami. Kehilangan diri sendiri. Mungkin terdengar sangat aneh, kehilangan sesuatu yang kita miliki seumur hidup, dan tidak pergi ke mana-mana. Nyatanya, manusia memang bisa kehilangan diri sendiri saat tak bisa mengendalikan yang ada dalam hatinya dan terpaan dari luar yang begitu keras menghantam. 

Lelah. Menguras tenaga. Seperti bertarung dengan sosok tak terlihat, dan ia adalah diri kita sendiri. 

Merasa bukan seperti diriku yang biasanya. Merasa kehilangan daya, tanpa sebab yang pasti. Merasa takut, tanpa alasan. Merasa yang kupikirkan dan kulakukan tak seperti yang aku mau dari hati terdalamku. Merasa menjadi orang lain. Merasa bersalah. Takut menangis, takut tertawa lepas, takut kalau aku begini akan dianggap begitu, dan ketakutan-ketakutan lain yang membuatku tidak nyaman dengan diriku sendiri.

Sementara itu, satu sosok di dalam diri ini terus berkata bahwa aku harus bisa kembali, kembali menemukan diriku yang dulu. 

Semuanya begitu riuh dan ricuh di kepala, bertabrakan di hati. 

flowers
Image taken from pexels.com/Disha Sheta

Akhirnya aku menyadari bahwa yang selama ini hilang dari diriku adalah kemampuanku mencintai dan menerima diriku apa adanya. Berusaha mendapatkan pengakuan agar dicintai orang lain, tapi pada kenyataannya aku tidak bisa menerima diriku sendiri. Rasa bersalahku atas orang lain, sebetulnya adalah rasa bersalahku terhadap diriku sendiri.

"Cintailah dirimu sendiri, sebelum mencintai orang lain," begitu kata seseorang di dalam ruangan putih yang mencatat setiap kata-perkataanku dengan detil seperti rekam medis. 

Benar. Dan ku tidak mau membebankan bagian dari diriku yang hilang ini pada orang lain. Yang mungkin saja bisa mencintaiku seutuhnya dan mau berbagi 'saling' denganku di sepanjang sisa hidupku ... atau justru mencampakkanku begitu saja dan membuatku terseok-seok memungut lagi kepingan diri yang hilang?

Jika dulu di masa remaja aku mencari jati diri, tak pernah kusangka di usiaku yang sudah dewasa ini, aku harus kembali mencari diriku lagi ... yang hilang. 

"Lepaskan semua rasa bersalahmu. Minta maaflah pada dirimu sendiri karena terlalu keras."

Terimalah dan cintailah dirimu, karena tidak ada yang bisa melakukannya selain dirimu sendiri.

white lily
Image taken from Karolina Grabwoska

Everybody searching for a hero
People need someone to look up to
I never found anyone who fulfill my needs
A lonely place to be
And so I learned to depend on me
I decided long ago
Never to walk in anyone's shadows
If I fail, if I succeed
At least I'll live as I believe
No matter what they take from me
They can't take away my dignity
Because the greatest
Love of all is happening to me
I found the greatest
Love of all inside of me
The greatest love of all
Is easy to achieve
Learning to love yourself
It is the greatest love of all

Greatest Love of All - George Benson 

Komentar

  1. Kadang angel mencintai diri sendiri, saat kita terlalu sibuk memperhatikan pendapat orang lain tentang kita. Namun kadang juga, justru pendapat orang lain itu yang bikin kita akhirnya berbenah. Yang paling penting ya memang menjalani hidup ini dengan legawa. Yok, semangat yok!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Banana, aku merasa wis salah nemen membenci diriku sendiri, nyalahno diriku sendiri terus-terusan selama beberapa saat. Padahal masalah terjadi ya bukan murni karena diriku sendiri & aku ga bisa sepenuhnya mengontrol itu. Proses sih ini, semoga aku selalu bisa berbangga dengan diriku sendiri, dan pencapaian-pencapaianku, meskipun tampak kecil dan nggak berarti buat orang lain.

      Hapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer