My New Routine and Slow Day

 

Sudah 3 tahunan ini sebagian besar kegiatan harian saya berpusat di rumah. Sejak 2019 sampai Maret 2022 yang lalu, saya bekerja sebagai freelancer di dunia menulis sebagai pekerjaan utama. Kalau pun ada pekerjaan-pekerjaan lain selain itu, tetap lebih banyak menghabiskan waktu bekerja di rumah. 

Di akhir bulan Maret 2022 yang lalu, saya akhirnya kembali bekerja sebagai seorang full timer social media executive di ZenPro (part of Zenius). Yang namanya full timer, pekerjaan saya 9-to-6 for 5 days in a week. Di Zenius sendiri memberlakukan sistem hybrid , jadi nggak harus ke kantor (di Jakarta). Melainkan aku bisa bekerja full time remote dari rumah. 

Ini adalah sebuah privilege yang sangat kusyukuri. Terutama karena selepas bekerja kantoran dulu, aku merasa bekerja di rumah dengan kantor virtual itu lebih cocok buatku. Alasannya mungkin personal ya. Tapi setelah menjalani 3 tahun sebagai freelancer saya merasa bekerja dengan sistem seperti ini membuat saya lebih produktif. Sambil bekerja, kalau pas ada waktu senggang, saya bisa sambil mengerjakan pekerjaan rumah. Sesepele mengepel, menyapu, atau masak makan siang. Kalau punggung pegel, tetap bisa meeting online sambil rebahan. Bisa disambi bekerja sambil sarapan atau ngerendam cucian.

Baca Juga: Kerja di Rumah Layaknya Pekerja Kantoran

Hal lain yang saya sukai dari bekerja dari rumah adalah meminimalisir interaksi yang tidak perlu. Misalnya kalau ketemu tatap muka, saya gampang terdistraksi dengan aktivitas lingkungan di sekitar saya. Ada orang ngobrol, orang melintas, orang bawa gorengan, dan sebagainya, itu membuyarkan konsentrasi saya. Selain itu, entah ya, dari pengalaman, dengan bekerja secara virtual seperti yang sudah saya jalani bertahun-tahun belakangan ini, meminimalisir gesekan dengan rekan kerja yang berujung ke ketidaknyamanan dalam bekerja. Ya karena kalau kerjanya virtual, gak ada keharusan untuk mengikuti tekanan sosial di luar urusan pekerjaan. Selesai kerjaan, ya sudah tutup laptop dan lanjutkan kehidupan masing-masing. 

Mengatur waktu dan disiplin memang nggak mudah. Tapi bisa dibiasakan dengan punya to do list setiap harinya yang membantu dalam sistem bekerja seperti ini. Apalagi di tempat kerja saya sekarang tertib waktu kerjanya dan dengan serentetan meeting setiap harinya, tidak sampai melanggar batas jam dan hari kerja. Tahu kapan waktunya bekerja, tahu kapan waktunya beristirahat.

Baca Juga: My Typical Morning Routine

Di hari libur (Sabtu-Minggu) khususnya, saya punya waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang cukup berat. Misalnya masak yang rumit-rumit, gosok kamar mandi, atau setrika baju. Kalau pekerjaan rumah sudah beres semua, pengen bermalas-malasan, alias jalan-jalan, maraton nonton series, atau gak ngapa-ngapain ya nggak apa-apa.

Tapi jujur ya, kalau nggak ada kerjaan di hari libur, saya suka cari-cari kegiatan. Entah itu nabung tulisan buat kerjaan freelance, nulis jurnal, nge-draft blog. 

Belakangan ini saya lagi binge watching serial 9-1-1. Ada saran series lain yang temanya kriminal nggak?

Komentar

  1. Suamiku pun sejak pandemi kerjanya kebanyakan wfh , dan dia mengakui wfh itu jauh lebih produktif drpd wfo. Dan untungnya kantor dia juga ngizinin sesekali staff yg memang ga ketemu nasabah langsung bisa kerja dari rumah aja.

    Aku yg seneng jadinya, setidaknya ga kuatir suami ketemu banyak orang yg bisa jadi membawa virus :D

    Aku sendiri berhubung udah resign, jadi kebanyakan di rumah aja ngelakuin hobi mba 😄. Ngeblog, sesekali cek saham dan trading kalo memang waktunya cocok , atau untuk hiburan nonton serial juga, kebanyakan Drakor sih 😁. Aku seneng yg tema kriminal, tapi utk skr ini LG maraton yg ringan2 dulu 😁

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer