Tips Liburan Jarak Jauh buat Si Gampang Mabuk Darat

Saya sering dibilang sama orang-orang terdekat saya sebagai “Si Mabukan”. Jangan salah, sebutan ini muncul bukan karena saya suka mabuk-mabukan miras, tapi mabuk darat, alias kalau perjalanan naik mobil saya sering mual dan muntah. Hadeh, mengribet memang!

Kalau dirunut sejarah ke belakang, padahal dulu sejak kecil saya sering bepergian bareng orangtua naik mobil, lho. Papa saya suka ngajakin road trip ke Bali, ke Jawa Tengah, naik mobil juga. Entah kenapa, malah sejak usia dewasa ini saya malah jadi gampang mabuk darat.

Pernah tuh saya ke Bali naik travel bareng dua teman saya, mau nonton Soundrenaline 2018. Sepanjang perjalanan pulang, saya diam aja di mobil travel. Selain karena terperangkap di dalam ruang mobil yang sempit, yang saya ingat bau di dalam mobil travelnya juga kurang enak. Ketika itu, teman yang bepergian sama saya lagi chat sama temen saya yang lainnya, sebut saja namanya A. Dia nanya, “Winda ngapain?” Dijawab lah sama temen saya yang di sebelah, “Mabuk arek e (Mabuk anaknya)”. Si A malah nanya lagi, “Lho, mabuk opo, Rek, Winda iki. Kajuren ta? (Lho, mabuk apa si Winda? Terlalu banyak minum (miras)kah sampai gak sadar?” SIALAN! Hahahhaa …

Cerita lain, adalah ke Bali naik bis sama teman saya, Mas Angga, mau nonton Soundrenaline 2017. Yang ini asli epic sih! Bis baru jalan satu jam, saya sudah muntah-muntah. Baru sampai di Probolinggo, turun di rest area, muntah lagi. Sampe saya beli kresek kecil tuh di warung. Dan gong dari cerita ini adalah … BONUS GATAL-GATAL soalnya kursi bis-nya ternyata ada kutunya. Ya Allah! Mas Angga sampe minum Insidal. 

Mas, iki sebaiknya aku minum obat sing mana yo, Insidal opo Antimo? Aku yo gatel-gatel, tapi aku yo wedi muntah maneh. (Mas, ini sebaiknya aku minum obat yang mana ya, Insidal atau Antimo? Aku gatal-gatal, tapi aku juga takut muntah lagi).” HAHAHAHA. Galau abis, kalau diminum semuanya sama dengan setor nyawa dong~ Akhirnya saya minum Antimo, total 4 biji sepanjang perjalanan, dan asli teler banget.

Memang nggak enak banget kalau punya bawaan gampang mabuk darat gini. Harusnya di perjalanan orang pada happy-happy, saya malah anxiety, khawatir muntah-muntah. Lebih-lebih saya jadi sungkan ngerepotin orang lain kalau sakit di jalan. 

Saya pernah pergi road trip bareng keluarga teman saya yang notabene sudah punya baby. Wah, bawaannya udah kayak mudik started kit ibu & bayi deh! Mulai dari tisu basah non alkohol, pampers Makuku, sampai yang namanya My Baby Minyak Telon, masuk tas semua. Tapi jangan salah, yang pada akhirnya pakai itu semua, adalah SAYAAA! (kecuali pampersnya ya 😅). 

Lha gimana, anaknya teman saya aman jaya sentosa, tidur nyenyak hingga sampai di tempat. Malah saya yang sudah tiga kali muntah-muntah, padahal perjanjian di awal adalah saya jadi co-driver-nya. Pffft~

Gak jadi dipake si Baby, malah dipake sama tantenya :”) (Credit image: Tokopedia)

Semenjak gampang mabuk darat, saya jadi belajar-belajar juga, apa sih yang sebenarnya menyebabkan mabuk darat. Ternyata, ini sangat bisa dijelaskan secara medis, lho. Jadi, penyebab mabuk darat itu karena keseimbangan tubuh yang terganggu. Hal ini juga terkait dengan posisi tubuh. Sederhananya, ketika kita tidur, duduk, berjalan, salto, dan sebagainya, sistem saraf tubuh kita terus-menerus mengirimkan sinyal ke otak melalui telinga dalam. Orang-orang yang sering mabuk darat macam saya ini, cenderung lebih sensitif dan sulit mengontrol sinyal saraf yang diterima otak dan telinga dalamnya. Makanya, kalau posisi duduknya nggak pas ketika di dalam kendaraan, rasanya langsung mual-mual. 

Sekarang, saya punya cara tersendiri untuk membantu meminimalisir mabuk darat ketika lagi di perjalanan naik kendaraan, yaitu:

  1. Nggak terlalu banyak makan

Jyujyur, saya kalau habis makan dan langsung naik kendaraan itu malah jadi gampang muntah. Karena itulah, saya usahakan buat makan dikit dan sangat menghindari makan berlebihan sampai kenyang. Makan sedikit aja deh, biar nggak masuk angin. Paling makan telur rebus, roti, kue basah. Pokoknya yang ringan-ringan dan nggak yang citarasanya sampai nempel di mulut, semacam makanan bersantan, makanan yang terlalu creamy, gitu.

  1. Duduk tegak

Biasanya banyak orang yang menyarankan kalau habis muntah-muntah atau mual di perjalanan itu posisi duduknya agak tiduran. Kalau saya, KAGAK BOS! Malah pengen muntah saya kalau sandarannya agak miring. Justru saya harus duduk tegak biar nggak mabuk. Ini beneran works kalau di saya.

  1. Nggak main HP dan nggak pakai bantal leher

Dua ini mandatory banget! Saya beneran nggak pernah main HP kalau di perjalanan darat soalnya memang bikin pusing sih. Yang mungkin agak unik adalah saya nggak suka pakai bantal leher kalau di perjalanan. Gesekan antara bantal leher dengan leher justru bikin saya merasa tambah mual, kayak kesannya nggak bisa menghirup udara bebas gitu lho. Padahal nggak juga sebenernya.

  1. Hindari bau menyengat

Bau menyengat, kayak durian atau pewangi mobil aroma jeruk/vanila, adalah hal yang saya hindari banget.

Maaf ya, Jeruk, kamu nggak dulu~

Selain aroma menyengat yang sudah saya sebutkan sebelumnya, saya juga nggak suka bau minyak kayu putih pas di kendaraan. Padahal biasanya kalau orang mual-muntah, sekitarnya pasti ngasih minyak kayu putih ‘kan? Saya justru nggak suka. 

Yang lebih bisa saya terima adalah bau minyak telon, kayak My Baby Minyak Telon gitu, boleh lah. Atau bau tisu basah non alkohol yang lembut, nggak nyegrak, kayak tissue basah Kodomo yang pink ini. Kalau ada bau alkoholnya, saya ngerasa nambah mual soalnya.

Ingat ya, tisu basah non alkohol, jangan yang lain~ (Credit image: Tokopedia)


Kalau di daerah saya, tissue basah yang ini yang ukuran kecil (supaya muat masuk tas selempang), agak sulit dicari di toko offline. Biasanya saya belinya online di Tokopedia (ya maklum, malas keluar rumah dan penghamba gratis ongkir, tisu basah aja belinya online hehehe~ 🤑🤑)

  1. Tutup telinga pakai headset/earphone

Metode ini saya temukan sendiri. Jadi, kalau di perjalanan jauh, saya pasti dengerin musik. Nah, saya menyadari kalau saya dengerin musik pakai headset/earphone, saya jadi minim mabuk darat lho. Mungkin ketika telinga disumpel pakai headset/earphone, keseimbangan tubuh saya jadi lebih baik (kembali lagi ke penyebab mabuk darat ada hubungannya sama telinga dalam dan sinyal saraf yang dikirim ke otak). Mungkin juga, saya lebih fokus dengerin lagu sambil melamun, jadi agak terdistraksi sehingga nggak terlalu ingat sama mual-mabuknya. 

Saya cuma berharap, semoga bawaan mabuk darat ini nanti nggak menurun ke anak-anak saya kelak. Karena kasihan banget, jadi nggak bisa menikmati perjalanan, apalagi liburan ke tempat yang jauh naik kendaraan darat kalau gampang mabuk. 

Buat teman-teman yang juga punya bawaan gampang mabuk darat, semoga sharing dari saya ini bisa membantu nambah referensi dalam mempersiapkan diri untuk mudik ke kampung halaman atau pun liburan jarak jauh ya. 

*) NB: Agak plot twist-nya adalah saya kalau diajak off-road, nggak pernah mabuk. Mohon maaf saya juga nggak tau kenapa kok gitu, emang suka pilih-pilih ini mabuknya 🤣🤣

Komentar

Postingan Populer