janji


Janji..

Janji itu musti ditepatin. Kalau enggak rasanya bisa jadi beban. Kalau enggak ditepatin, sedih lebih-lebih malu karena sudah bisa ngelempar ‘target’ tapi nggak terpenuhi.


Aku janji sama diriku sendiri buat lebih bersyukur sama yang aku punya sekarang, sama kehidupanku yang seperti ini. Janji bakal memandang semua yang terjadi baik di depan, di belakang, maupun yang lagi aku pijak, dengan positif dan ambil pelajaran berharganya aja.


Aku pengen bersyukur karena dilahirkan jadi anak di keluarga biasa-biasa saja karena itu aku nggak perlu kesulitan ngikutin tren dengan main-main di tempat yang lagi happening demi label macem ‘sosialita’. Aku pengen bersyukur dengan kegiatan yang dikit tapi penting, karenanya aku belajar bertanggungjawab dan menghabiskan waktu dengan berguna. Aku pengen bersyukur karena masih dikasih kesempatan buat berdoa meskipun kadang suka lupa, ke Gereja meskipun kadang ogah-ogahan. Aku pengen bersyukur karena memikirkan laki-laki dan mengejar-ngejar mereka, bukanlah jadi prioritas pnting dalam hidupku, jadi aku masih punya waktu buat berteman dan mengeksplore apa yang menjadi passionku. Aku pengen bersyukur aja.. karena dilahirkan menjadi perempuan biasa-biasa saja, suka ngeluh tapi masih bisa dikasih kesempatan buat ketawa ngakak sama temen-temennya yang sarkastik tapi unik. Pernah dikecewakan dan distabbing sama orang-orang yang aku anggap orang baik tapi ternyata enggak, untungnya menemukan teman-teman ‘baru tapi lama’ yang membuat aku nggak lari-lari kecil lagi di tempat tapi mulai bergerak.


Banyak yang harusnya bisa disyukuri, terlebih karena itu janji untuk kehidupan yang lebih baik lagi..


Tapi kenapa buat menepatinya susah sekali ya? Padahal ini bukan resolusi tahun baru.. lebih dari itu, aku berjanji ketika mengaku dosa Natalan kemarin :(

Komentar

Postingan Populer