Titik Balik

“Goodnight. Nighty night”



Dulu kau yang ada di sana. Di atas langit-langit kamar tiap petang. Menggelegak bagaikan air dalam kuali yang kujerang untuk teman makan angin tiap malam. Ada kamu dan pesan-pesanmu membumbung tinggi kuraih dalam rengkuh bersama selimut selamat tidur.



Rengkuhan semakin melonggar kala tak ada tantangan lagi yang bisa ditaklukan. Ada jalanan yang kita lewati tiap hari. Sayangnya berbeda medan dan pengalaman untuk bisa dilalui dengan dua kepala macam kita ini, kecuali kemauan untuk menjajari dan tak malu untuk mengakui.



Aku tak suka menghitung-hitung dan merumuskan formula sikapmu yang tak pasti. Katakanlah aku terlampau menghakimi, atau bersikap terlalu tinggi mengartikan yang tidak pasti. Tapi menghitung dan merumuskanmu bisa kuterjemahkan lewat apa yang dianugerahkan Tuhan pada kita, mata dan mata hati.



Aku bukan Sinta, kamu pun bukan titisan Rama, pun Rahwana yang menginginkan Dewi Widowati. Tak ada yang pasti ingin jadi seperti apa. Tak ada pengingkaran maupun pengkhianatan karena memang tak ada perjanjian.



Tak ada yang diperjuangkan.



Dulu kau yang ada di sana, kini terganti dengan kehidupan nyata yang jauh lebih memerlukan darah, keringat dan semangat.



Goodbye  “goodnight. Nighty night.”



Never opened myself this way
Life is ours, we live it our way
All these words I don’t just say
And nothing else matters


(Metallica - Nothing Else Matters)


Komentar

Postingan Populer