Thanks For The Memories

Thanks For The Memories,


Terimakasih untuk pagar sekolah pertamaku yang kupegangi erat-erat, TKK Santa Maria 2. Waktu itu kalau Mama balik badan aja, aku sudah meraung-raung seperti anak macan. Tapi beberapa saat setelah itu, yeah, aku punya teman-teman terbaikku dan tidak takut lagi ke sekolah, bahkan sampai sekarang :)


Terimakasih untuk seragam putih-merah pertamaku yang kebesaran dan suka nyerimpet kalau dibuat main lompat tali karet. Terimakasih untuk tempatku yang pertama kali mengajarkanku mandiri setelah Mama tidak pernah lagi mengantarku setelah kelas 2 SD, SDK Santa Maria 2. Terimakasih untuk ekstrakurikuler yang bikin sampai di rumah di sore hari dan WC horornya.


Terimakasih untuk kegilaan-kegilaan masa ABG. Ngeband, ngeband dan ngeband. Untungnya bisa lulus dengan nilai memuaskan. Terimakasih untuk pengalaman bermusik pertama kali dalam hidupku yang luar biasa, SMPK Santa Maria 2.


Terimakasih untuk keluarga yang sangat berarti di masa remaja. Tempatku berkarya, menemukan jati diri, pulang sekolah sampai sore hari, ngeband, jadi orang yang bandel tapi nggak pernah dianggap bandel. Terimakasih untuk bakso Romi, gado-gado Pak Atim, pangsit mie dan es moka legendaris, dan soto A’i. Tempatku pertama kali dipercaya menjadi bagian dari sebuah perhelatan besar. Terimakasih SMAK Santo Albertus dan Dempoers 2009 yang benar-benar membuatku merasa ada orang lain yang begitu berarti setelah keluargaku sendiri.


Terimakasih untuk step pertama dalam kehidupan dewasaku. Tempatku mulai memilih jalan hidup dan bertemu dengan orang-orang baru yang selama ini tak pernah kuduga. Terimakasih atas perjuangan yang baru aku rasakan perjuangannya. Terimakasih atas didikan bahwa ‘Kalau kamu mau, ya kamu musti usaha’. Terimakasih untuk Pak PangsitMie-Kering-Sayurnya-Banyak, Pak Ndut, Ibu Bandeng Goreng, Tante Kampina. Terimakasih Universitas Brawijaya.


Sekarang, aku hampir melepas jenjang yang terakhir, dalam artian yang berbeda. Bermain-main adalah kewajiban, tapi menseriusi hidupmu adalah pilihan. Sekarang ketika dihadapkan pada pertanyaan, “Kapan hidupmu mau kamu seriusi?”, kenangan-kenangan akan masa-masa hidup tanpa beban itu pasti akan mengusikmu. 


Terimakasih atas kesempatan, proyek-proyek di depan mata yang akan kukerjakan. Sedikit waktu untuk bersenang-senang, tapi pasti akan selalu ada saatnya. Nantinya posting ini akan berlanjut lagi, ketika aku naik ke step berikutny dalam hidupku :)

Komentar

Postingan Populer