Kick It!

“What’s the 11th item in your bucket lists?”
Sekitar 3-4 tahun lalu, saya pernah ke suatu daerah villa-villa di Batu dan jalan kaki lumayan jauh mengitari sekitarnya bareng beberapa teman. Capek jalan, kami duduk-duduk di teras rumah yang sekaligus toko kelontong. Udaranya bagus, sejuk banget. Gak banyak kendaraan lewat, yang seliweran justru Mama kucing dan Mama ayam yang lagi mimpin barisan anak-anaknya.
Sambil selonjoran dan menyesap es teh, saya lihat jauh di depan mata, kelihatan gunung. Tipis-tipis masih ada kabut yang belum tuntas turun di pagi itu. “Nanti ya aku mau bangun rumah di tempat kayak gini. Di desa gini lho, tenang. Enak, hawanya dingin, masih segar. Di masa tua, gak nggelibet di kota aja,” kata saya ke teman saya yang lagi ngowos di sebelah saya.
“Oh iyo? Sepi pol gini, Win, gak ada apa-apa .. Kamu gak bisa ke mall lho.”
“Halah, gak papa, gak usah mall-mall an, selesaikan secara online,” jawab saya. “Soalnya hidup yang tentram suasananya kayak gini ini bikin hati tenang … ”
Taken from pinterest
Dan dimulailah obrolan visioner di teras toko kelontong itu. Tentang imajinasi rumah yang tidak terlalu besar, punya 4 kamar (tergantung nanti anakku berapa) dan satu ruang baca menghadap ke arah gunung. Ruang keluarganya gak bersekat, tapi modelnya seperti conversation pit dengan sofa melingkar. Ruang makan di luar dengan dapur yang jendelanya besar sebagai penghubung.
Taken from houzz
Karena bangunan rumahnya tidak besar, tanah lapangnya jadi lebih lega. Di dekat ruang makan outdoor itu, akan kubangun kandang ayam dan bebek. Punya kelinci banyak, hasil ternak sendiri dan gak boleh disate :)) Sementara itu, ada kolam ikan, gak usah gede-gede gapapa lah, penting ada suara kecipak air supaya selalu hidup.
Sisa tanah digunakan buat bercocok tanam. Selada, wortel, kentang … Apapun yang bisa tumbuh dan syukur bisa jadi pasokan bahan makanan dapur sendiri. Di sekitarnya ditanami dua pohon besar dan di tengahnya dibangun deck kayu. Pohon besar itu jadi ‘tangan’ untuk dibangun kursi ayun, dan deck kayu untuk tempat berpijak, semacam panggung mini. Ya siapa tahu ‘kan temen-temen atau tetangga suka ngumpul nyanyi nyanyi.
Taken from pinterest
Tiap minggu pagi, kumpul bareng sekeluarga buat sarapan dan ngobrol2 sampai lunch. Sounds great ya! 
Wah ceritanya bisa detil gini ya. Mumpung … ngayal gratis, gak kudu subscribe berbayar hehehe … Menjawab pertanyaan di atas, jadi poin ke-11 dalam bucket listsku adalah, ya, tinggal di desa di hari tua ✌
“Eh, Win, kamu sadar gak sih, mimpimu itu mengindikasian sebenernya kamu itu introvert,” kata teman saya. “Keliatan di luar tok kamu terbuka, tapi sebetulnya kamu kaya punya ruang sendiri yang dikunci rapat toh? Ya 'kan?”
“Hahahaha … Yo maklum, Aquarian sejati~”

Komentar

  1. Iiih aku pengen banget punya rumah kayak gituuu... Tapi apa daya di Jakarta tanah seemprit aja mahal tenan, musti nyari daerah pelosok yang masih enak, nyaman & ngga bikin rungsing, secara pengen dengerin orkestra kodok tiap hari kan ya :D
    Semoga tercapai cita2 punya rumahnya Winda, kalau dah ada aku diundang datang yaks

    BalasHapus
  2. Aku juga punya cita-cita menghabiskan hari tua di kampung atau pedesaan dengan rumah besar ada kolam renangnya, haha. Trus rumahnya di lereng gunung yang sejuk atau tengah sawah yang tiap hari bisa liat sunrise dan sunset. Yang paling penting sinyal internet di rumahnya harus lancar jaya.

    BalasHapus
  3. wah ... pingin juga punya rumah seperti ini ... adem dan bebas dari kebisingan :)

    BalasHapus
  4. membayangkan saja sudah bikin hati tenang ya mbak winda...
    hmmm so relax

    BalasHapus
  5. Everyone will love that, Winda :)..aku pun pengen hidup tenang ..kalau bisa jangan terlalu tua hehehe..

    BalasHapus
  6. kl saya ngomongin soal rumah seperti idaman kamu ini biasanya mama saya langsung menghancurkan imajinasi saya dengan: kl ada apa2, jauh. kl ada apa2, susah minta tolong sama tetangga and so on... :))))
    Tp memang ya, kdg liat tempat terpencil, tenang, bikin hati adem... (kl buat saya asal jaringan internet lancar...sama aja boong)

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer