Playlist Setengah Underrated: A Cup Of Americano



Sebuah statement yang ditulis teman saya, Randy Kempel, anak muda yang sangat antusias terhadap musik, di blogpostnya yang ini:

Suatu siang, Kempel, panggilan sayang terhadap Randy Levin Virgiawan, memanas-manasi saya dengan diskusi soal musik. Selalu saya bilang ke Kempel, "Kamu kok ngajak aku ngobrol musik sih? Aku gak capable." Tapi Kempel selalu ngeyel. Yah, khas anak muda *batuk-batuk kecil. Hingga akhirnya, bensin yang sudah disiram itu mengeluarkan bara api berujung ngopi-ngopi di pojokan.

Pembicaraan kami, 80 persennya adalah bercerita soal "Mbak, band ini lho, lagu itu lho .." Beberapa nama, sejujurnya, lepas dari radar saya bertahun-tahun lamanya. Hingga akhirnya beberapa kali tercetus, "Orang-orang taunya lagu yang ini (dan ini), padahal yang itu juga enak!"

Berbekal obrolan dua malam yang lalu, akhirnya lahirlah dari rahim Spotify saya, sebuah playlist yang setengah underrated bertitel "A Cup of Americano." Playlist yang tercipta berkat segelas es kopi Americano.



1. Tears - Rush

Lagu-lagu aliran progresif rock sebetulnya not kind of my thing. Tapi saya tetap mendengarkan dan mungkin memilih lagu yang lebih ringan dari band tersebut. Salah satunya adalah Tears dari Rush ini. Mungkin kuping Anda sekalian lebih akrab dengan Tom Sawyer atau The Spirit of Radio. Biarkan saya merenungi nasib di pojokan dengan lagu yang juga pernah dicover oleh Dream Theater ini.

"A lifetime of questions, tears on your cheek
I tasted the answers and my body was weak
For you
The truth ... "


2. Suzi (Wants Her All Day What?) - Extreme

Yah, mungkin band satu ini lebih populer dengan lagu sejuta umatnya, More Than Words, ketimbang track-tracknya yang lebih dinamis seperti Cupid's Dead atau ... lagu ini. Lagu ini ada di album  Extreme II: Pornograffiti, yang mana dengan khilafnya saya jual pas Cassette Store Day ... HIKS! :((

3. C'est La Vie - Emerson, Lake and Palmer

Sekali lagi, track sendu dari sebuah band progresif rock pada zamannya. Katanya, lagu ini ditulis oleh Lake, dibantu oleh Pete Sinfield dari bandnya yang satunya, King Crimson. Sungguh lagu ini (dan lagu-lagu progresif rock pada masa itu, seperti Epitaph-nya King Crimson) liriknya membuat putus asa -______-" Masyaallah, yo ngono iku urip alias "c'est la vie."

4. Tangerine - Led Zeppelin

Ketika mendengarkan ini, entah kenapa pikiran saya selalu memasangkannya dengan "Going To California." Salah satu dari nomor folk-rock Led Zeppelin yang terasa sekali nuansa baladanya.

5. The Way I Choose - Bad Company


Sepertinya dari sekian banyak lagunya Bad Company, saya tahunya hanya lagu ini hehehe ... Tentu saja ini tidak bisa digolongkan ke dalam lagu yang under-rated.

Lagu yang sangat sering diputar Mama saya dari kaset zaman mudanya. Saking seringnya mendengarkan lagu ini, kasetnya keriting dong :)) Bagian yang mengiris, yah, adalah bagian reffrainnya, 

"I don't need nobody to tell me the reason why
If I love only you baby I'll be satisfied
You know I'll be satisfied
Because because because you satisfy my love.."

6. Someone - Grand Funk Railroad

Sama dengan The Way I Choose, dari sekian banyak albumnya Grand Funk Railroad, saya baru mendengarkan track yang satu ini. Menemukannya pertama kali dari kaset yang dibeli Mama pas saya SD. Dan hanya ini yang baru saya dengarkan, belum cari yang lainnya hehehehe *dasar kurang motivasi.

Lagu ini punya dua part yang berbeda jauh, dengan melodi gitar dan organnya yang rasanya pas merasuk di telinga. Yha, sepertinya band-band di tahun 70-an punya ramuan yang pas membuat lagu berbeda part atau berbeda chord dan masih mesra-mesra aja di telinga.

7. July Morning - Urriah Heep

Ngomongin band tahun 70-an, tanpa memasukkan nama Urriah Heep itu rasanya kok mustahil. Untuk Urriah Heep, ini adalah lagu yang lebih cocok di telinga saya ketimbang "Come Away Melinda." Bukannya Come Away Melinda nggak bagus, tapi selera personal saja. 

8. Perfect Strangers - Deep Purple

Setiap kali mendengarkan lagu ini, saya selalu ingat masa SMP huahahaha ... Dulu zaman SMP masih ada toko kaset di Jalan Kawi, yang mana kita bisa membuat mixtape di sana. Tinggal beli kaset kosongnya, kemudian pilih lagu dan beberapa hari ((HARI)) kaset mixtape pilihan kita sudah jadi. Nah, lagu ini ada di kaset mixtape yang saya buat itu, karena kurang satu lagu jadinya masukin lagu ngasal aja. Dan eh, ternyata jadi track favorit dan setengah mati pada masa itu pengen bisa main gitarnya supaya keren. Sungguh alasan klasik remaja labil.

9. Night In White Satin - The Moody Blues

Jika sampai hari ini saya tahu dan mendengarkan lagu-lagu genre ini, maka saya harus berterimakasih pada kaset-kaset Mama di masa mudanya. Lagu ini saya temukan di kaset Blues Saturn. Tertanda tahun '72. Satu lagi track dengan lirik mengenaskan dan musik menyayat hati dari kotak musik tahun 70-an.

Sebuah guyonan tak penting dari Mama, "Night In White Satin itu tau artinya apa? Genderuwo, kuntilanak ..." -___-"

10. Iron Man - Black Sabbath

Saya anaknya kurang Black Sabbath, tapi jika memilih satu lagu yang saya akan kuat bertahan mendengarkannya terus menerus adalah Iron Man. Bagi saya, lagu ini dramatis. 

11. Street Fighting Man - The Rolling Stone

Lagu ini oh, sungguh rebel sekalaay. Kalau dari cerita yang saya baca, lagu ini dibacklash di US karena isinya yang memicu konfrontasi. Lagunya sendiri sangat kental nuansa politik pada masa itu, dan jangan salah, Jagger justru senang karena lagunya dibanned. Teorinya, semakin dibanned, semakin laku jutaan copy. Wayuuuh, sial juga! :))

12. Muffin Man - Frank Zappa

Barangkali kemampuan otak saya belum bisa mencerna jenis musik art rock seperti yang dibawakan Frank Zappa. Bagi saya, musik-musik seperti ini rumit dan butuh pemahaman khusus. Tapi jika saya ditanya apakah tahu lagunya Frank Zappa, saya gak akan segan mengakui kalau saya hanya tahu satu lagu. Dan lagu itu adalah "Muffin Man." Lagu yang sukses menerbangkan imajinasi saya tentang sebuah laboratorium di mana seorang mutan "muffin man" diciptakan. Yaa, mirip-mirip lah sama Profesor Utonium saat menciptakan Powerpuff Girls ehehehe ...

13. Hydra - Toto

Nomor-nomor Toto yang biasanya saya dengarkan, gak jauh-jauh dari track yang melankolis, seperti "Lea" atau "I Won't Hold You Back". Tapi saya pilih lagu ini sebagai track kurang populer yang harus dikuping setiap rakyat pemuja Toto, karena syncopation-nya sungguh bikin gemes! *Wik, am I mentioned "syncopation"? Berasa tau musik aja :((*


Komentar

  1. wah playlistnya berat :) yang saya pernah denger cuma Toto sama Led Zeppelin, sisanya nanti saya coba satu2 deh

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer