Rindu Menulis Prosa dan Puisi Lagi



Sepuluh tahun yang lalu, saya bergairah sekali belajar menulis berbagai karya-karya sastra. Prosa dan puisi zaman sekolah dulu mungkin kalau dikumpulkan dengan benar dan niat, ada ratusan jumlahnya. Itu masa-masa produktif di usia remaja yang sangat menyenangkan dan membangun pondasi rumah besar masa depan yang saya harapkan (waktu itu).

Keniatan saya belajar menulis dulu itu terlihat dari intensitas menulis yang sehari bisa sampai 2-3 puisi. Mungkin juga produktivitas itu salah satu 'biang kerok'nya karena saya ambil jurusan Bahasa saat SMA. Jadi saat itu benar-benar punya ruang dan waktu yang pas buat berkarya. Orang bilangnya sih, semesta mendukung.

Beranjak kuliah, kegiatan menuangkan jiwa sok nyeni dan sok puitis itu nggak hanya berhenti di tulisan tangan di lembaran buku atau file di Word. Tapi menulisnya di Tumblr. Senang sekali waktu itu ada Tumblr, karena di situlah khusus puisi dan prosa saya posting supaya tidak bercampur dengan tulisan tentang daily life.

Setelah bekerja, sayangnya saya justru nggak produktif lagi. Entah karena akhirnya lebih terbiasa menulis tulisan yang komersil karena tuntutan pekerjaan atau pun karena kebiasaan membaca yang jeblok. Lebih-lebih, inspirasinya juga mampet karena nggak pernah diasah.

Penyesalan saya terhadap ke-tidak produktif-an itu justru muncul saat Tumblr diblokir Kemeninfo. Kesel 'kan? Pas baru mau ngeback-up isi blog itu, kok sudah diblokir duluan. Alhasil, tulisan-tulisan saya di Tumblr itu hilang semua. Berusaha legowo saja sih akhirnya, walaupun kok kesalnya sampai hari ini hahahhahaha duuuuhhhh! Soalnya di blog itu saya menulis banyak hal tentang perasaan saya di masa kuliah dulu.

Daripada lama-lama kecewa, ya sudah saya ikhlaskan saya tulisan-tulisan tidak terbackup itu, sambil menanti saat tidak mager buat mengakses Tumblr lewat VPN.

Long short story, akhir pekan lalu saya pergi ke Gramedia dengan teman karena sebuah keimpulsifan. Sungguhlah saya lama sekali tidak pergi ke toko buku karena selama ini baca bukunya lewat Playbooks, pinjam teman atau beli online. Di rak buku baru, saya membuka-buka beberapa buku puisi. Lucu banget bukunya, tapi saya lupa judul dan penulisnya. Buku itu kecil, banyak gambar doodling di dalamnya.

Sepanjang jalan pulang saya kepikiran. Bukan, bukan kepikiran bukunya, tapi kepikiran sama puisi-puisi yang duduk manis berdebu di folder-folder Google Drive. Tidak terjamah hampir sepuluh tahun. Keterlaluan ya! Hahahaha .. Kalau manusia, udah hampir masuk SMP itu umur tulisan-tulisan saya.

Pengen banget memulai kembali berkarya di ranah kepenulisan sastra. Setiap kali melihat majalah cetak Femina tahun 2015 yang memuat cerpen "Kayu Manis" itu, keinginan-keinginan itu seolah pengen menyerbu keluar dari sarangnya. Saking pengennya kemarin tuh sampai nyari-nyari nama blog baru terus buka-buka www.domainesia.com dan www.domainesia.com/vm/ pengen beli hosting atau VPS sekalian lah *pede sejak awal hahahha ..

Hari ini saya tergerak mengumpulkan, mengarsip tulisan-tulisan yang tercecer dan masih tersisa di buku-buku diary masa sekolah. Entah mau dikumpulkan dalam blog lagi seperti dulu atau memanfaatkan media lain, dengan format baru. Yang pasti, harus dimulai dari menulis tulisan baru untuk menggambarkan situasi masa sekarang.

Eh ketika saya baca-baca lagi tulisan zaman sekolah sampai kuliah, saya cukup amazed kok bisa dulu tulisan saya sepicisan itu hahahhaha ... Sampai geli sendiri. Apa memang manusia itu cenderung malu sama masa lalunya ya? :))

Semoga apapun kondisinya kita semua tetap punya ruang, waktu dan semangat buat berkarya ya, Teman-teman :*

Komentar

  1. ayooo...kembali bermain puisi dan prosa, share di blog, dan kita tungguuu yaaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer