Cerita (Akhirnya) Beli SBR Untuk Pertama Kalinya

Image taken from Pexels.com

Saya tuh selalu terngiang-ngiang bahwasanya generasi milenial itu generasi yang sulit beli rumah. Lha iya gimana ya, harga properti makin hari makin gak masuk akal. Buat yang memang aliran dana dari tandon orang tuanya lancar mungkin nggak begitu risau sama masalah perekonomian seperti ini. Tapi buat yang lahir dari keluarga cukup dan pekerjaan juga cukup tidak lebih, satu-satunya cara yang bisa dilakukan ya mengelola keuangan sebaik-baiknya, investasi dan mengontrol diri biar nggak jadi BPJS alias Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita.

Kenyataannya, mau situ ganti presiden, mau lawan teriak anti pekerja asing dan sebagainya, semuanya itu balik lagi ke diri sendiri: kalau mau punya uang ya kerja. Itu wajib hukumnya. Kalau mau kerja yang enak, santai tapi banyak gajinya ... ya nggak ada.

Pada dasarnya semua pekerjaan itu nggak ada yang enak, namanya juga harus mengeluarkan effort terlebih dahulu demi mendapatkan reward. Yang ada itu semakin dewasa harusnya kemampuan kita untuk mengelola perasaan dan menimbang keadaan itu makin terasah. Begitu, menurut saya lho ... Nggak serta-merta menyalahkan orang lain.

Nah, sebetulnya postingan ini mau ngomong apa? Berkaitan sama mengelola keuangan dan membantu negara. Yap, betul SBR alias Savings Bond Ritel. Apa itu SBR? Dilansir dari web Kemenkeu, SBR adalah instrumen pembiayaan negara yang ditawarkan kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia. Saya bukan pakar finansial, tapi sederhananya begini: Negara menawarkan kupon investasi yang bisa dibeli oleh warganya, yang mana investasi itu nanti digunakan untuk kegiatan-kegiatan pemerintah yang produktif. Misalnya: mendanai pendidikan, pembangunan infrastruktur, membantu pendanaan kesehatan masyarakat secara umum, dan lain-lain.

Awalnya saya tahu SBR itu karena baca storiesnya Jouska dan di beberapa portal berita menyinggung soal SBR ini. Setelah drama SBR004 yang tidak terbeli karena terlewat tanggal akhir periodenya, ketika Kemenkeu mengumumkan SBR 005 akan diluncurkan di bulan Januari ini, langsung saya set reminder di HP. Pas di tanggal 10 Januari, supaya nggak terlambat lagi, karena masa pembeliannya cuma dari tanggal 10 Januari 2019 - 24 Januari 2019, selama masih tersedia.

Ada beberapa mitra distribusi yang bekerjasama mendistribusikan SBR 005 ini, listnya ada di sini.

Karena saya nasabah BCA, jadi saya belinya di BCA saja. Pas saya klik button "Mulai Berinvestasi", ternyata diarahkan masuk ke e-Banking BCA. Mengulik satu per satu fiturnya, kok nggak bisa ya. Akhirnya saya putuskan buat ke bank saja langsung daripada pusing sendiri.

Awalnya saya ke BCA cabang Galunggung. Setelah dijelaskan, ternyata untuk semua pemesanan SBR itu nantinya akan diproses di kantor pusat. Supaya lebih cepat, saya diarahkan ke BCA kantor pusat di Basuki Rahmad.

Di sinilah saya baru tahu kalau yang belum pernah sejarah beli Surat Berharga Negara di BCA, harus mengaktifkan akun terlebih dahulu ke banknya. Prosesnya cepat kok. Pokoknya jangan lupa bawa KTP dan NPWP (Kalau nggak punya NPWP, saya kurang tahu ya gimana teknisnya). Nanti di CS-nya, kita akan mengisi formulir dan kuisioner singkat semacam insight soal tujuan kita berinvestasi. Setelah itu, sudah, silakan pulang. Akun kita akan aktif 1-3 hari setelah pendaftaran.

Besoknya saya cek di Internet Banking dan akun saya sudah aktif. Untuk pembelian SBR di BCA ini bisa dilakukan sendiri kok, nggak perlu kembali lagi ke banknya. Langkah-langkahnya:

  1. Login ke Internet Banking BCA
  2. Pilih di menu bar "Produk Investasi" --> "Surat Berharga Negara" --> "Pemesanan"
  3. Pilih di drop down menu, pilihan produk investasinya. 
  4. Isikan nominal pembeliannya. Kalau SBR005 ini minimal pembeliannya Rp 1.000.000, maksimalnya Rp 3 Milyar (Amin punya duit segitu hahahhaha)
  5. Klik "Lanjutkan", ikuti langkah selanjutnya
  6. Setelah itu, proses pemesanan sudah selesai. Tapi ini belum finish ya, karena kita baru pesan doang. Jangan lupa dibayar. Saya soalnya nggak ngerti kalau ini belum akhir dari proses, kalau nggak lihat menu "Status Transaksi"
  7. Klik "Status Transaksi" --> copy kode billing yang tertera
  8. Kembali ke menu utama, klik "Pembayaran" --> "Surat Berharga Negara"
  9. Paste kode biling di kolom, ikuti langkah selanjutnya sampai masukin kode konfirmasi
  10. Nanti kita akan dapat e-mail kalau pembayaran sudah berhasil dilakukan
Saya newbie banget sih buat urusan seperti ini. Tapi kenapa saya mau beli SBR005? 
  • Bunganya lumayan, daripada deposito bank biasanya ya. SBR005 ini bunganya sebesar 8,15%, kalau deposito umumnya berkisar di angka 5%-an.
  • Jangka waktunya hanya 2 tahun saja.
  • Ada fasilitas early redemption, jadi bisa dicairkan sebelum jatuh tempo. Tapi ada masa pengajuan pencairannya, yaitu tanggal 27 Januari 2020 s.d 4 Februari 2020. Di luar pengajuan tanggal itu, nggak bisa minta pengajuan pencairan.
Berapa yang didapatkan di akhir periode? Ada simulasinya di sini. Tapi karena saya lihat angka sudah nangis duluan, maka rumus yang dibagikan Mas Dani Rachmat di IG Storiesnya ini lebih mudah dipahami:

Rp. Y juta x 8.15% x 85% (dari pajak 15%) x 2 (tahun) = hasil akhir
*kalau mau lihat pendapatan dalam setahun, hilangkan pengalian 2-nya
*lihat pendapatan per bulan, hilangkan pengalian 2, lalu dibagi 12

Yang jelas, investasi di SBR (dan produk investasi yang dijual oleh negara lainnya, seperti ORI, ST, dsb) itu dijamin aman. Nggak bakal duitnya hilang, 'kan yang mengelola negara sendiri dan nggak bakalan 'kan negara kita bubar gitu dalam jangka pendek. 

Semoga informasi sederhana ini berguna ya buat yang mau belajar investasi kecil-kecilan, syukur bisa investasi gede, misalnya sawah, berlian, ternak ayam, sapi, domba. Saya sih sudah bisa ya investasi seperti itu, di dunia HayDay doang hahahahah *gagal congkak

Yang jelas, kalau sudah berinvestasi SBR, kita sudah berkontribusi buat negeri. Sekecil apapun itu, setidaknya meminimalisir utang negara ke pihak asing. Jadi kalau di sekitarmu masih ada yang bacot soal utang negara ke asing, tanyain aja, dia udah berbuat apa sebagai warga negara? Udah investasi buat negerinya sendiri belum? Kalau masih ngomel tapi nggak melakukan apa-apa, biarin aja dia sibuk jadi tukang kritik tanpa aksi sementara kita sibuk bekerja buat mempercepat laju kehidupan kita :)

Masih bacot aja temannya? Bisikin di telinganya deh ..

STROBERI 🍓, MANGGA🍑 , APEL🍎
Sorry, enggak level ~

Hahaha ...
Garing, Wind, sana angkat jemuran😂😂😂

Komentar

  1. Mbak, ceritain dong habis proses di atas selesai nanti apakah kita dapat semacam tanda bukti bayar? Lalu pencairannya apakah perlu ke bank lagi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti kita akan dapat tanda bayarnya, dikirim via email semua mbak notifikasinya. Pencairannya nanti kuceritakan di blog ya, tapi 2 tahun lagi hehehehe

      Hapus
  2. aku kemarin ikutan yang ST005 dan ternyata sangat mudah sekali prosesnya, saat itu lewat bareksa, dan bulan ini udah dapat kuponnya, coba belinya banyak pasti kuponnya juga mengikuti hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, kalau sejutaan memang kurang berasa timbal baliknya ya Mas hehehhe gapapa jadi penyemangat biar ke depannya bisa nabung lebih banyak

      Hapus
  3. menarik infonya, memang perlu mulai investasi nih, buat hari kedepan

    BalasHapus
  4. follow jouska n dani rachmat juga ya mbak, tos dulu dong... haha

    kalau saya tau memang sbr, malah yang beelumnya juga ada yang syariah. tapi saya masih belum minat beli karena fokus investasi di lain instrumen.

    m3mang beli sbr gini bantuin pemerintah biar ga ngutang keluar negeri. intinya sih dari kita dan bakalan untuk kita lagi,

    selamat ya mbak udah inves

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sukuk Tabungan ya mas berarti? Betul, kembalinya ke kita lagi. Makanya kl yang ribetin utang2 luar negeri muluk, tanyain balik aja apa yang udah dia bantu buat negara hehehhe thanks Mas :)

      Hapus
  5. keren lho tulisannya...,
    saya juga ikutan sbr seri 004, kalo mau early redemption kira kira prosedurnya bagaimana ya..?
    makasihh

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer