Dalam Setahun, Apa yang Berubah Dalam Hidupmu?




Sudah hampir genap sebulan berlalu semenjak tahun 2020 membuka lembaran barunya. Hari-hari tetap berjalan seperti biasa. Bangun tidur, terkadang masak kalau nggak malas, mandi, ganti baju dan kembali duduk di kamar untuk menyelesaikan pekerjaan harian. Sorenya, kalau tidak ada ajakan meet up, ya di rumah saja. Kalau ada kesempatan ya ketemu teman-teman untuk melepas penat meskipun hanya sebentar.

Kalau diingat-ingat, lucu juga rasanya hari-hari dengan rutinitas yang hanya sedikit berubah, tapi ternyata secara masif yang berubah banyak adalah diri saya secara keseluruhan. Cara pandang, tujuan hidup dan bagaimana menghadapi masalah dan tantangan baru yang tiap hari bergonta-ganti. 

Setahun yang lalu, di bulan-bulan ini, saya berada dalam fase kelelahan luar biasa menghadapi situasi di luar diri saya yang tidak bisa saya kendalikan. Saya butuh berkembang, saya butuh pindah, saya butuh menemukan diri saya kembali. Pada akhirnya saya yang memutuskan untuk mengakhiri drama dengan diri sendiri, tepat di bulan ini. Seingat saya di tanggal ini pula, setahun yang lalu.

Dalam setahun, saya diberi sangat banyak oleh Tuhan lewat berbagai mata pelajaran yang diulang-ulang sampai akhirnya saya cukup bisa menguasainya, meski belum jadi master.

Menangis itu manusiawi

Image: Pixabay.com

Sejak dulu, saya jarang sekali bisa menangis. Padahal saya tahu menangis itu manusiawi, perempuan atau pun laki-laki sangat diperbolehkan menangis karena itu ungkapan emosional yang tak bisa tertahan. Tapi, dulu saya sulit sekali menumpahkan air mata. Semenjak saya mengenal perasaan saya sendiri dan tidak berusaha mengabaikannya, segala sedih dan kecewa yang bergerombol di dada mengalir begitu saja. Dan saya merasa lega, setidaknya itu saja cukup mengurangi emotional baggage yang menggelayuti.

Bersedih itu wajar

Image: pexels.com/dids

... tapi secukupnya saja. Saya percaya, semua itu ada waktunya. Perasaan sedih sama dengan gembira, sebetulnya tidak ada letupan yang terasa selamanya. Ada satu titik di mana kita akhirnya merasa sangat emosional, kemudian datar, kemudian realistis melihat permasalahan yang ada.

"Sudahilah, sedihmu yang belum sudah. Mulailah, syukurmu yang pasti indah."
FSTVLST - Menantang Rasi Bintang

Mengungkapkan perasaan itu tidak apa-apa

Image: pexels.com/Khanh Lee
Takut ditolak, takut orang marah karena kita mengungkapkan perasaan kita yang sejujurnya ... Dulunya saya seperti itu sebelum akhirnya saya belajar bahwa tidak apa-apa menjadi asertif. Menjadi asertif ternyata begitu meringankan beban di hati dan pikiran. Lebih baik menghadapi reaksi orang yang mendengarkan pengungkapan jujur perasaan kita, ketimbang berspekulasi sendiri tanpa ada jawaban yang pasti. 

Ungkapan perasaan seperti "aku sayang kamu" memang tak selalu diterima dengan baik. Tapi, tak apa. Bukan salah kita yang memiliki perasaan itu, tapi mungkin subyeknya yang belum tepat mendapatkan kasih sayang kita. Tenang saja, kasih itu tidak akan pernah sia-sia kok 😚

Melepaskan dan mendapatkan yang baik

Image: Pixabay.com

Ibarat lemari baju, jiwa itu seperti tumpukan pakaian yang terus berjejal di dalamnya. Kekecewaan, kesedihan di masa lalu itu seperti pakaian kumal. Kalau tidak berusaha mengeliminasi mana yang sudah tidak lagi bermanfaat, kita akan kesulitan memasukkan pakaian baru yang bagus dan bermanfaat untuk kita di masa sekarang.

Melepaskan tidak pernah jadi pekerjaan yang mudah karena beberapa ikatan kita terlalu kuat dengan 'pakaian kumal' itu. Tapi, jika memang terasa sudah begitu menjadi beban dan menghambat langkah kita bertemu dengan 'pakaian baru', harus dipaksa untuk ikhlas membuangnya. 

Waktu memang ajaib, tahu-tahu kita diantar pada momen-momen menggembirakan, kemudian diputarbalikkan pada sedu-sedan. Begitu pula sebaliknya, momen-momen di mana diri kehilangan arah dan patah hati, akhirnya dipertemukan dengan kelegaan.

Mengakhiri tahun 2019 sekaligus sebagai harapan di tahun 2020 dan usia baru, saya memanjatkan harapan sederhana: ingin hidup bahagia dan tenang. Doa di usia 29 ini saya tuliskan di sini.

Jadi, dalam setahun, apa yang berubah dalam hidupmu?


Komentar

  1. Perubahanku dalam setahun kemarin adalah kemunduran yang signifikan setiap harinya. Sampai di tahun yang baru ini, aku disadarkan bahwa aku harus mulai memperbaiki semuanya. Semoga akan jadi kemajuan ke depannya nanti.

    BalasHapus

Posting Komentar

Thankyou for your feedback!

Postingan Populer